Saat Sri Mulyani Katakan Ada Shock Besar Di RI, Kenapa?

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers mengenai Pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 24 Mei 2019. Menteri Keuangan menyatakan telah mencairkan THR sebesar Rp19 triliun atau 19 persen dari proyeksi kebutuhan dana untuk membayar THR bagi PNS. (Foto: ANTARA)

IDTODAY.CO – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan laporan  Biro Statistik Nasional China terkait keadaan ekonomi pada kuartal I-2020 terkontraksi alias tumbuh negatif -6,8% year-on-year (YoY). Ini adalah kontraksi pertama sejak China mencatat pertumbuhan ekonomi secara YoY pada 1992.

Ia juga menyinggung soal apa yang diungkapkan oleh IMF bahwa dampak virus corona bisa menyebabkan terjadinya krisis sosial dan sejumlah lembaga keuangan dunia memprediksi akan terjadi kontraksi ekonomi global pada 2020.

Atas hal itu Sri Mulyani menyampaikan bahwa hal tersebut adalah ramalan yang agak mengerikan. “Dan kita semua harus bersiap-siap menghadapinya,” kata Sri Mulyani, Jumat (17/4). Sebagaimana dikutip dari Cnbcindonesia (20/04/2020).

Sejumlah lembaga, kata Sri Mulyani, memangkas signifikan proyeksi perekonomian dunia dalam waktu yang singkat, akibat pandemi Covid-19 yang terjadi.

Berikut prediksi atau ramalan sejumlah lembaga internasional terkait pertumbuhan ekonomi dunia 2020:

JP Morgan memprediksi ekonomi dunia minus 1,1% di 2020

EIU memprediksi ekonomi dunia minus 2,2% di 2020

Fitch memprediksi ekonomi dunia minus 1,9% di 2020

IMF memprediksi ekonomi dunia minus 3% di 2020

Baca Juga:  Bersama Menkeu AS, Sri Mulyani Ajak G20 Buat Forum Khusus Cegah Pandemi dan Dampaknya di Masa Depan

“China negatif 6% dan dunia negatif 3%. Ini shock yang besar, dalam hal ini tidak bisa menafikan shock ini pengaruh besar ke ekonomi kita. Untuk Indonesia baseline 2,3% di 2020,” kata Sri Mulyani.

“Kalau ada shock yang jauh lebih besar, prediksi IMF ini kalau ada shock yang lebih maka ekonomi Indonesia kemungkinan tahun ini negatif 0,5%. Ini skenario berat. Makanya tidak mungkin semua tidak bisa dilakukan APBN sendiri.”

Sementara, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 masih lumayan tinggi. Namun pada kuartal II-2020 tantangan besar sudah menanti.

Baca Juga:  13.800 Anak Buah Sri Mulyani Belum Setor LHKPN, KPK Beri Waktu hingga 31 Maret

“Januari sampai Februari ada momentum pemulihan dari 2019. Konsumsi, investasi, bahkan ekspor menunjukkan perkembangan positif. Bahkan konsumsi sampai Maret minggu pertama masih bagus,” kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani memperkirakan, dengan kondisi tersebut, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 4,5-4,6% pada periode Januari-Maret 2020. Namun, ia juga mengingatkan bahwa situasi kuartal II-2020 akan berbeda. Konsumsi, investasi, dan ekspor akan terpengaruh karena Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengumumkan virus corona sebagai pandemi global.[Aks]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan