IDTODAY.CO – Sudah menjadi kebiasaan meniup makanan panas yang ingin segera dikonsumsi. Namun ternyata, perilaku tersebut bisa berdampak negatif pada kesehatan kita. Berikut penjelasannya!

Kebiasaan mencium makanan tidak hanya dilakukan ketika makanan tersebut mau dikonsumsi sendiri. Terkadang, makanan yang mau disuapkan pada anak masih dimasukkan dulu oleh orang tuanya ke dalam mulutnya supaya cepat dingin.

Baca Juga: Wow, Mendikbud Naikkan Anggaran BLT Mahasiswa dan Ini Perubahan Skemanya!

Dari sisi kesehatan, apakah praktik ini membahayakan? ternyata meniup makanan panas tidak disarankan. Hal itu sebagaimana Dikutip dari akun Instagram gizipedia.id atas seizin mereka yang dilansir dari detik.com (19/3).

 “Saat menghembuskan nafas, tubuh akan melepaskan karbon dioksida (CO2) dan air. CO2 adalah gas limbah yang diproduksi sebagai hasil metabolisme sel di dalam tubuh,” tulis Kumpulan ahli gizi di Yogyakarta tersebut.

Jadi dengan logika sederhana, meniup makanan sama saja menambahkan gas limbah sisa pernapasan ke makanan. Hal ini tidak menyebabkan bahaya secara langsung, namun tetap ada implikasinya.

“Kamu tidak akan keracunan hanya karena meniup makanan yang panas. Keadaan serius seperti asidosis baru terjadi saat kelebihan kadar CO2 ekstrem. Jadi mitos kalau ada yang mengatakan meniup makanan bisa menyebabkan kematian,” kata mereka.

Hanya saja penelitian tentang meniup sebuah media sebagai ganti makanan panas dan mencoba mendiamkan media lainnya di udara terbuka, mengungkap fakta mengejutkan.

Baca Juga: Heboh Langit Merah Gelap di Atas Makkah dan Madinah, Yahudi Sebut Seperti Nubuat dalam Alkitab

Media yang ditiup memiliki 8 kali lebih banyak mikroorganisme dibanding media yang didiamkan saja.

“Artinya, saat dihadapkan pada makanan panas, lebih baik menunggu sebentar hingga makanan tidak terlalu panas untuk dimakan, ketimbang meniupnya agar cepat dingin,” tulis gizipedia.id.

Sementara itu, ada juga penelitian yang mengungkap efek negatif meniup kue ulang tahun dari sisi kesehatan. Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Food Research. Dikutip detikfood dari Insider (4/8/17).

Sekelompok peneliti pangan menyiapkan dua ‘kue’ ulang tahun yang terbuat dari styrofoam. Kemudian mereka melapisinya dengan icing vanilla sungguhan dan menaruh 17 lilin untuk ditiup.

Peneliti lalu meminta partisipan untuk meniup kue ulang tahun tersebut. Selanjutnya mereka membandingkan jumlah bakteri yang ada pada permukaan kue. Percobaan ini diulangi sebanyak 3 kali.

Hasilnya pun cukup mengejutkan, kue ulang tahun yang lilinnya ditiup, rata-rata, memiliki 1.400% lebih banyak bakteri ketimbang kue ulang tahun yang tidak ditiup.

Paul Dawson, pemimpin penelitian dan profesor ilmu pangan di Clemson University mengatakan dirinya akan lebih berhati-hati dengan kondisi kesehatan orang yang suka meniup makanan panas.

“Saya pribadi akan lebih hati-hati terhadap kondisi kesehatan orang yang meniup kue ulang tahun dan saya tidak akan meniup makanan saat sedang sakit,” kata Paul Dawson.

Sementara itu, Ibnu Abbas pernah menyampaikan sebuah hadis bahwa Nabi Muhammad melarang untuk meniup makanan atau minuman panas.

 “Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW melarang meniup ke dalam makanan dan minuman.” Isi Hadits tersebut.

Dengan demikian, Gizipedia menarik kesimpulan bahwa bakteri makan dari mudah memasuki minuman dan makanan yang ditiup ketika panas.

“Kesimpulannya, jangan meniup makanan/minuman karena hanya menambah bakteri jahat ke dalam makanan. Bila makanan terlalu panas, tunggu sebentar atau angin-anginkan sedikit hingga dapat dimakan selagi hangat,” pungkas gizipedia.id

Baca Juga: Hebat, Mizyan Haziq, Putra UAS Raih Juara 2 Lomba Hapalan Alquran

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan