IDTODAY.CO – Kritikus Faizal Assegaf mengaku kecewa dengan Presiden Joko Widodo yang dinilai tidak adil terhadap mantan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab.

Faizal menilai, hukum yang dijalani Habib Rizieq atas sejumlah kasus terkait karantina kesehatan, sangat tidak adil dan menyakitkan hati umat. Hukum seolah dijadikan alat untuk membungkam umat dan ulama yang kritis.

“Saya jutaan umat mengamati dengan serius soal perlakuan keji pada IBHRS. Hukum dijadikan instrumen kejahatan demi membungkam suara umat. Kita boleh berbeda politik, tapi harus jujur bahwa perlakuan pada HRS sangat irasional dan menyakitkan. Presiden Jokowi, saya kecewa, sikap anda tidak adil,” ucap Faizal Assegaf, Selasa (16/11/2021).

Faizal sendiri merupakan pendukung Presiden Jokowi pada Pilpres 2019 lalu. Dia mengatakan, dukungannya kepada Jokowi sebagai presiden bukan untuk memenjarakan para ulama. Dia berharap Jokowi hentikan proses hukum terhadap Habib Rizieq sebelum ada kemarahan umat.

“Komitmen saya mendukung Anda Presiden Jokowi di Pilpres, bukan untuk penjarakan ulama dan rakyat yang menuntut keadilan. Selama ini saya diam dan mengamati perlakuan keji pada IBHRS, tidak ada gunanya mempertontonkan kejahatan. Semua itu hrs dihentikan, sebelum umat bergerak dalam amarah!” ucap Faizal Assegaf.

Baca Juga:  PA 212 Himbau Massa yang Akan Hadir di Maulid Nabi-Pernikahan Putri Habib-RS agar Pakai Masker

Dia menilai, perlakuan tidak adil terhadap Habib Rizieq, akan memicu kemarahan umat. Ibarat bara api di rumput yang kering.

“Pres Jokowi, kekuasaan itu sesaat, tapi perlakuan keji pada IBHRS akan terus tumbuh bagai bara api di hati jutaan rakyat. Semakin lama perlakukan keji pada HRS, semakin menyiram minyak di rumput kering. Solusi bijak, akhiri semua ketidakadilan itu dengan rekonsiliasi dan kasih sayang” ucapnya.

Faizal berujar, ulama pejuang berbeda dengan ulama yang hanya mencari keuntungan lewat proposal. Keduanya bagaikan air dan minyak

“Ulama pejuang akan lewati aneka derita dan siksaan yang memantik kesadaran dan rasa cinta yang mendalam di hati umat. Sementara ulama Proposal, berpesta-pora di atas derita rakyat. Bertopeng kemunafikan, menipu Allah, Rasul dan rakyat!” pungkasnya.

Sumber: fin

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan