Ajak Bayinya Jualan Cilok Demi Bertahan Hidup, Nasib Ibu Ini Bikin Terenyuh

Ika Trisyani mengurus putrinya disela-sela waktu berjualan bakso tusuknya, Kamis (25/3/2021)/TRIBUNJOGJA/ Miftahul Huda

IDTODAY.CO – Seorang ibu bernama Ika Trisyani harus lentang lenting menghadapi getirnya kehidupan. Mbak Ika begitu Sering disapa, harus menjadi tulang punggung bagi hidup bayinya yang masih berusia 5 bulan.

Mbak Ika mengais rezeki dengan berjualan bakso lantaran belum lama ini diceraikan oleh suaminya. Dia harus membesarkan membesarkan buah hatinya dengan berjualan bakso cilok keliling.

Baca Juga: Begal Payudara Kembali Berkeliaran, Cewek Pelayan Kafe Jadi Korban Pelecehan Seksual

Hampir dipastikan pukul 12.00 gerobak warna hijaunya itu sudah mangkal di sekitaran toko swalayan Jalan Godean, Kota Yogyakarta.

Kurang lebih 10 Kilometer harus ditempuh Ika setiap hari dari tempat tinggalnya di Kwarasan, Kelurahan Nogotirto, Gamping, Sleman sembari mendorong gerobak bakso cilok miliknya menuju Jalan Godean.

Ironisnya, Ika masih harus menggendong anak perempuannya yang kini berusia sekitar 5 bulan. Ika harus membawa serta bayinya tersebut karena tidak ada seorangpun yang bisa menjaga anak semata wayangnya tersebut.

“Akhirnya ya tak bawa, karena di kontrakan gak ada yang menjaga. Ibu saya juga harus bekerja, dan saya baru saja dicerai oleh suami saya,” kata Ika membuka obrolan, sebagaimana dikutip dari situswanita.com (26/3/2021).

Meski harus berpanas-panasan, ia tetap sabar menunggu para pembeli bakso tusuk yang kebanyakan mereka adalah pelanggan setia Ika.

Ketika pembeli datang, buah hatinya itu dibiarkan bermain-main di sekitar tempatnya mangkal, lalu tangan yang cekatan itu mulai meracik bumbu untuk bakso cilok yang ia jual.

Sesekali, Ika berhenti meladeni para pelanggan untuk menenangkan putrinya, dan para pelanggan pun sudah terbiasa dengan hal itu.

Baca Juga: Kocak, Diakali Perampok, Honda BeAT Raib Ditukar Batu-Bata

“Saya memang mencari pekerjaan yang bisa sambil ngemong (menjaga) anak. Karena dia tidak bisa tak tinggal. Adanya jualan bakso cilok ini, ya tak jalani saja. Pengennya ya ada pekerjaan yang lebih baik,” harapnya.

Sebetulnya Ika merupakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di salah satu Kota Yogyakarta dengan jurusan yang diambil saat itu program akuntansi.

Ia sempat melamar sebagai tenaga administratif di salah satu kantor swasta dan negeri, akan tetapi orang tua Ika waktu itu tidak mengizinkan.

“Pernah juga ikut pelatihan menjahit dan kursus bahasa buat keluar negeri tapi gagal,” imbuh perempuan berusia 33 tahun ini.

Ia mengaku mulai berjualan bakso cilok sejak tiga bulan yang lalu lantaran semenjak dua bulan pasca dicerai oleh suaminya Ika tidak mendapatkan penghasilan.

Menghadapi situasi sulit tersebut, Ika kemudian mendatangi juragan bakso ciloktak jauh dari tempat tinggalnya.

“Dapat info ada kerjaan jualan bakso tusuk yang bisa disambi jaga anak. Ya udah bingung waktu itu, karena setelah cerai saya gak ada pendapatan, jadi ya tak ambil tawaran itu,” ungkapnya.

Ika mengaku mampu menghabiskan sekitar 300 hingga 600 biji bakso cilok kuah ukuran kecil dan besar dalam sehari berjualan. Ika kemudian membagi hasil jualannya tersebut dengan juragan yang memfasilitasi gerobak dan baksonya itu.

“Jadi kalau bakso yang kecil itu harganya Rp 150 rupiah, ya tinggal dikalikan saja. Dan sehari rata-rata 300 sampai 600 tusuk. Lumayan lah bisa buat beli keperluan anak saya,” pungkas Ika.

Baca Juga: Keris, Benda Antik untuk Investasi yang Prospektif

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan