IDTODAY.CO – Tidak ada seorangpun yang hidup tanpa memiliki cita-cita. Karena cita-cita ibarat ramuan penjaga stabilitas kehidupan. Ia akan jadi tolok ukur suatu pencapaian, sukses dan tidaknya seseorang.

Banyak orang kaya, namun merasa gagal. Pun demikian sebaliknya, tak sedikit si miskin papah serasa hidup amat berkecukupan. Karena satu alasan, mereka mencapai apa yang dicita-citakan sedari awal.

Sudah pasti setiap orang berharap bisa mewujudkan cita-cita mereka. Namun tidak jarang, impian tersebut belum bisa terwujud sehingga tidak sedikit yang menanggung kekecewaan.

Psikolog Mona Sugianto mengatakan, cita-cita yang belum terwujud bukanlah masalah. Menurutnya, keberhasilan yang masih tertunda akan terus menjadi impian dan terus bersanding bersama dengan impian yang lain.

“Kalian tidak perlu khawatir, kalau cita-cita yang satu belum terwujud. Karena yang namanya impian tidak akan pernah berhenti. Setelah itu, kita pasti akan memiliki impian-impian yang baru,” begitu ungkapnya.

Menurutnya, seiring bertambahnya usia dan kedewasaan seseorang, ketika kuliah misalnya, keinginan dan harapan orang tersebut pun akan berubah. Itu sebabnya, cita-cita ketika saat kecil bisa saja berubah setelah dewasa.

Karena memang, cita-cita itu bukan hanya sekedar angan dan impian belaka, tapi juga harus diiringi dengan langkah konkrit dan aksi nyata untuk menggapainya.

Saat masih kecil, kadang cita-cita kita jadi dokter. Tapi setelah dewasa, dan paham bahwa biaya masuk fakultas kedokteran sangat besar, atau karena lingkungan kita sudah penuh sesak dengan tenaga kesehatan, kita jadi mengalihkan cita-cita pada profesi yang lain.

Hal itu bukanlah kegagalan, tapi merupakan suatu penyesuaian dengan kemampuan diri dan lingkungan kita berpijak. Kecil apapun cita-cita, tidak akan pernah hampa nilai dan selalu berkaitan erat dengan lingkungan tempat cita-cita itu ditambatkan.

Yang terpenting, cita-cita dan impian harus berimplikasi pada perbaikan, Demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup dalam bingkai kemanusiaan yang seutuhnya.

Cita-cita tidak harus terlalu mengawang-awang, sederhana dan realistis kadang lebih dekat untuk dicapai dan lebih mudah untuk diperjuangkan.

Namun demikian, jangan pernah takut untuk memimpikan sesuatu yang besar. Karena mimpi adalah langkah awal untuk menapakkan kaki pada keinginan-keinginan lain yang masih berserakan.

Apapun cita-cita kita, yang terpenting, jadilah yang paling baik di bidangnya. Karena semua yang serba tanggung akan tertutup oleh kegemerlapan walaupun terpancar dari sorot cahaya kecil yang tidak diperhitungkan.[Brz]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan