18 Tahun Pasca Lepas Dari Indonesia, Timor Leste Masih Menjadi Negara Termiskin Di Dunia

Negara dengan nama resmi Republica Democratica de Timor Leste ini masih jadi salah satu negara paling miskin di dunia. (Foto: istimewa)

IDTODAY.CO – Timor Leste yang dahulunya pernah bernama Timor-Timur ketika menjadi bagian dari NKRI sampai saat ini terus terbelenggu dalam kemiskinan yang akut.

Setelah 18 tahun merdeka, tepatnya pada 20 Mei 2002, Timor Leste malah terancam bangkrut. pasalnya, negara yang sangat bergantung pada hasil minyak bumi itu tidak lagi sanggup membayar hutang ketika cadangan minyak bumi sudah habis.

Ketika menjadi bagian dari NKRI, Timor Leste menjadi provinsi ke-27 sebelum akhirnya mereka melakukan referendum dan secara resmi berstatus sebagai negara berdaulat. hasil referendum tersebut menunjukkan bahwa 3/ 4 penduduk Timor timur untuk menjadi negara berdaulat dan lepas dari NKRI

Saat ini, pertumbuhan ekonomi Timor Leste terbilang masih lambat dibandingkan negara-negara Asia Tenggara sebagaimana dikutip dari laporan resmi Bank Dunia tahun 2020, sebagaimana dikutip dari Pos-Kupang.com, Minggu (5/7/2020).

Timor Leste dengan nama panjang Republica Democratica de Timor Leste ini masih jadi salah satu negara paling miskin di dunia.

Sampai saat ini, Timor Leste berada di peringkat 152 negara sebagai negara termiskin di dunia dari 162 negara sebagaimana dikutip dari laporan United Nations Development Programme (UNDP).

PDB per kapita Timor Leste diperkirakan akan mencapai US$ 2.356 atau sekitar Rp 34,23 juta (kurs Rp 14.532) pada Desember 2020. Hampir setengah di bawah pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2019 lalu sebesar US$ 4.174,9 atau sekitar Rp 60 juta.

Sektor ekonomi Timor Leste masih sangat bergantung pada Australia dan Indonesia, terlebih barang-barang impor.

Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Timor Leste sekitar 4,1% di tahun 2020 dan meningkat menjadi 4,9% di tahun 2021. Sebagaimana dilaporkan oleh Bank Dunia.

Dalam laporan Bank dunia, lemahnya pertumbuhan investasi swasta di Timor Leste disebabkan tingginya gejolak dalam sektor politik dan ekonomi juga terus meningkatnya konsumsi rumah tangga dari tahun ke tahun.

Pedro Martins, Ekonom Senior Bank Dunia untuk Timor Leste mengatakan, “Timor Leste menyambut baik pertumbuhan PDB, tetapi reformasi masih jadi kunci untuk mengejar potensi investasi dari sektor swasta sesuai dengan target pemerintah yang menetapkan pertumbuhan ekonomi di atas 7% dan penciptaan setidaknya 600.000 lapangan kerja baru per tahun,” jelasnya.

Namun demikian, Timor Leste masih menikmati stabilitas ekonomi makro dan inflasi yang masih terkendali. Kredit ke sektor swasta juga masih bisa tumbuh 13%, terutama didorong permintaan dari sektor rumah tangga.

Akan tetapi, neraca fiskal Timor Leste cukup buruk, akibat anggaran pengeluaran publik yang terus meningkat.

Bekas jajahan Portugis tersebut merupakan negara yang mengandalkan pemasukan dari hasil minyak yang banyak bekerjasama dengan Australia. Pada tahun 2019 lalu, produksi minyak Timor Leste mencapai 38 juta barel setara minyak (BOE).

Bahkan menurut data Timor Leste Economic Report yang dirilis Bank Dunia pada April 2020, pandemi covid 19 akan semakin memburuk status ekonomi Timor Leste selama 2020. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa politik di negeri tersebut belum kondusif.

Sampai saat ini, pemerintah Timor Leste telah mencairkan anggaran senilai US$ 250 juta dari Petroleum Fund di mana 60% digunakan untuk penanganan Covid-19.

pandemi covid 19 membuat sektor ekonomi Timor Leste kian terpuruk. Pasalnya, terjadi penurunan signifikan dari kunjungan turis asing, perdagangan ekspor impor memperlambat, cerita membengkaknya pengeluaran pemerintah dalam penanggulangan covid 19.[Pos-Kupang/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan