IDTODAY.CO – India memberi kabar terbaru. Negeri itu

Hal ini diutarakan Perdana Menteri Narendra Modi pada KTT iklim COP26 di Glasgow Skotlandia, Senin (1/11/2021) waktu setempat. “Pada 2070, India akan mencapai target emisi nol bersih,” ujarnya ke lebih dari 120 pemimpin negara, dikutip AFP.

Ini merupakan langkah terbaru yang dilakukan negara penyumbang emisi terbanyak dunia. Sebelumnya, setelah hal serupa juga dikatakan China (2060) dan AS serta Uni Eropa (2050).

Dalam kesempatan yang sama, ia juga meningkatkan target 2030 kapasitas terpasang “energi non-fosil”. Sebagian besar adalah tenaga surya, dari 450 menjadi 500 gigawatt.

Sebanyak 50% dari kebutuhan energi negara akan datang dari sumber terbarukan. Modi juga mengumumkan, intensitas karbon ekonomi India -emisi yang dihasilkan per unit PDB- akan berkurang 45% di 2030, dari sebelumnya 35%.

Meski demikian, Modi mengatakan pengurangan emisi, bukan hanya bagi India tapi negara berkembang, akan membutuhkan pendanaan yang besar. Ia menyinyalkan bantuan dari negara kaya.

Baca Juga:  Soal Tawon Pembunuh di AS, Netizen: COVID dan Tawon, China Temukan Cara Lain Untuk Berperang Dengan Amerika

Ia sempat mengecam negara kaya yang disebutnya gagal memenuhi janji memberi US$ 100 miliar 2020. Sebelumnya dana itu berguna ntuk membantu negara yang rentan kala dekarbonisasi ekonomi dilakukan dan mengatasi dampak iklim.

“Kita semua tahu kebenaran ini bahwa janji-janji yang dibuat hingga saat ini mengenai pendanaan iklim telah terbukti hampa,” katanya.

“Ambisi dunia tentang pendanaan iklim tidak bisa tetap sama seperti pada saat Perjanjian Paris.”

Baca Juga:  Militer China Dan Amerika Memanas Di Natuna Utara, Militer RI Siaga

“Ini adalah permintaan India agar negara-negara maju menyediakan satu triliun dolar pendanaan iklim sesegera mungkin,” tegasnya lagi.

Target India ini berarti komitmen untuk meninggalkan energi fossil seperti batu bara, minyak dan gas. Kemarin, harga batu bara masih belum lepas dari tren koreksi, di mana di pasar ICE Newcastle (Australia) harganya ambles 10,26% dari akhir pekan lalu, menjadi US$ 139/ton.

Sumber: cnbcindonesia.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan