Gawat, Rusia dituding Garap Proyek ‘Senjata Pemusnah’ Dari Virus Ebola

Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto/Alexei Nikolsky/Daily Mirror)

IDTODAY.CO – Para penyelidik dari sebuah organisasi nirlaba mencurigai para ilmuwan Rusia sedang mengerjakan proyek “senjata pemusnah” yang melibatkan virus Ebola yang mematikan.

Sebuah unit dari agen mata-mata FSB yang terkait dengan serangan racun Novichok di Salisbury, Inggris, diduga berada di balik proyek dengan nama sandi Toledo tersebut.

Mereka yakin nama itu merujuk pada kota di Spanyol, yang dilanda wabah mematikan pada 1958, atau pun Toledo, Ohio, yang dilanda penyakit flu pada 1918.

Saat ini, Rusia yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin, dapat memasukkan Ebola dan virus Marburg terkait dalam program senjatanya. Pernyataan tersebut disampaikan salah satu sumber yang merupakan mantan intelijen militer Inggris.

Baca Juga:  Kapal Perang AS Langgar Teritorial, Rusia Cegat dengan Kapal Perusak

Kedua penyakit yang sangat menular ini menyebabkan kegagalan organ dengan pendarahan internal yang masif dan telah membunuh ribuan orang di Afrika.

“Baik Rusia dan Inggris memiliki laboratorium yang mempelajari perang biologi dan kimia untuk mempelajari bagaimana mempertahankan senjata seperti Novichok,” kata sumber di Inggris yang dikutip Daily Mirror, Minggu (27/12/2020) malam. Sebagaimana dikutip dari Sindonews (29/12).

“Tapi jika, secara bersamaan, Rusia mempelajari bagaimana mempersenjatai Ebola dan Marburg, itu memiliki kemungkinan yang mengerikan,” ujarnya.

“Moskow telah berulang kali menunjukkan kemauan dan kemampuan menggunakan senjata seperti Novichok, bahkan di jalanan Inggris Raya. Ini meningkatkannya satu tingkat,” paparnya.

“Ini bisa berarti Rusia berpotensi meningkatkan penelitian tentang Ebola dan Marburg dan melihat kematiannya sebagai senjata,” imbuh dia.

Penyelidik dari organisasi nirlaba OpenFacto mengatakan mereka telah menemukan Kementerian Pertahanan Rusia memiliki unit rahasia yang disebut Institut Penelitian Pusat ke-48 yang dikhususkan untuk mempelajari patogen “langka dan mematikan”.

Hal tersebut berafiliasi dengan 33rd Central Research Institute, yang mengembangkan Novichok.

OpenFacto mengatakan keduanya telah diberi sanksi oleh Amerika Serikat. “Karena kemungkinan melakukan penelitian untuk senjata biologis,” kata organisasi tersebut.

Organisasi itu mengklaim bahwa Institut Penelitian Pusat ke-48 telah memasok data ke Unit 68240 FSB, organisasi di belakang proyek senjata Toledo.

Bruce Jones, pakar tentang Rusia yang berbasis di Inggris menegaskan,”Sebagian besar negara besar dapat mengembangkan virus yang panas dan sangat mematikan ini. Tapi mereka melakukan ini secara defensif,” katanya.

Baca Juga:  Amerika Tuding China & Rusia Manfaatkan Corona Untuk Hancurkan Uni Eropa

“Pada akhir Perang Dingin, Rusia mundur dari kesepakatan apa pun terkait dengan persenjataan mereka,” tegasnya.

“Perbedaan antara Rusia dan Barat adalah bahwa mereka memiliki bentuk untuk menggunakan hal semacam ini sebagai senjata, seperti yang kita lihat dalam serangan Novichok Salisbury,” terangnya.

Akan tetapi, hingga saat ini belum ada komentar resmi dari pihak kepolisian terkait laporan yang menyudutkan mereka tersebut. Bahkan, pemerintah Rusia secara tegas menolak tudingan bahwa mereka merupakan tokoh di balik serangan racun Novichok di Salisbury.[sindonews/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan