IDTODAY.CO – Konflik antara Palestina dan Ziones Israel di jalur Gaza telah berlangsung selama bertahun-tahun. Dan selama itu pula, warga Palestina selalu menjadi korban penindasan dan kebiadaban para tentara zionis ini. Bahkan terkadang korbanya para anak-anak.

Baru-baru ini, beberapa penembak jitu Israel yang ditugaskan untuk mengamankan aksi protes warga Palestina pada 2018 silam mengungkap cerita yang sangat ‘horor’, soal bagaimana mereka membidik pemuda-pemuda Palestina sebagai target yang harus dilumpuhkan dalam berbagai aksi protes.

Media lokal setempat, Harian Israel Haaretz seperti dikutip di laman PressTv mengungkap cerita beberapa snipper yang tergabung dalam sekelompok penembak jitu yang ditugaskan militer Israel yang mengambil bagian dalam penindasan protes damai oleh Palestina di Jalur Gaza. Kelompok snipper ini sengaja melumpuhkan para pengunjuk rasa selama rentang waktu dua tahun.

Sebuah laporan yang diangkat harian Israel Haaretz mengungkapkan isi wawancara dengan enam penembak jitu, dari puluhan prajurit yang didekati, dan setuju untuk dipublish kisah mereka.

Demonstrasi anti-pendudukan, di mana penembak jitu ini melakukan pekerjaan menghebohkan mereka, dimulai pada 30 Maret 2018 dan berlanjut setiap minggu, yang dikenal sebagai ‘Great Return of Return’, hingga Januari lalu.

Mereka terutama, warga Palestina ditahan di dekat pagar perbatasan yang diblokade dari Wilayah Pendudukan. Menurut data yang dirilis oleh Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan, pasukan Israel menembak mati 215 pengunjuk rasa. Namun, Kementerian Kesehatan Gaza mengklaim jumlah korban jiwa sekitar 310 dalam kurun waktu tersebut. Meski menuai perdebatan, penembak jitu yang diwawancarai ini namanya disamarkan dalam laporan tersebut, dengan alasan keamanan. Ada yang dikeluarkan dari kesatuan.

Baca Juga:  Demi Palestina, Presiden Iran Rela Injakkan Kaki ke Arab Saudi

Lutut Sasaran Terbaik

Salah satu penembak jitu, Eden mengungkapkan bahwa ia berhasil memecahkan “rekor lutut” (warga Palestina yang ditembak di bagian lutut dan menjadi objek utama para penembak) dalam protes panas yang berlangsung 14 Mei 2018, menjelang peringatan 70 tahun Hari Nakba (Hari Bencana), yang bertepatan dengan Relokasi kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem Timur yang diduduki al-Quds.

“Pada hari itu, pasangan kami memiliki jumlah hit terbanyak, semuanya berjumlah 42. Penunjuk lokasi saya tidak seharusnya menembak, tetapi saya memberinya waktu istirahat, karena kami semakin mendekati akhir dari tugas kami, dan dia tidak memiliki lutut. Pada akhirnya Anda ingin pergi dengan perasaan bahwa Anda melakukan sesuatu, bahwa Anda bukan penembak jitu selama latihan saja. Jadi, setelah saya mendapat beberapa tembakan (28 orang), saya menyarankan kepadanya agar beralih,” kisahnya.

Eden mengisahkan, penembak jitu biasanya bekerja berpasangan, bersama dengan individu lain yang dikenal sebagai pelacak, yang juga penembak jitu dengan pelatihan tetapi yang tugas utamanya adalah untuk memberikan dua data yang tepat kepada penembak jitu, termasuk jarak dari target, arah angin dan sejenisnya.

Penembak jitu lainnya, Amor mengatakan ada penembak jitu di militer Israel yang sengaja membuat kesalahan. Seharusnya yang dibidik utama itu adalah lutut, tetapi si penembak terkadang memilih bagian lebih tinggi dari lutut. Tujuanya menimbulkan luka yang lebih mematikan pada target.

“Jika kamu secara tidak sengaja mengenai arteri utama paha alih-alih pergelangan kaki, maka kamu bermaksud melakukan kesalahan atau kamu tidak boleh menjadi penembak jitu. Ada penembak jitu, tidak banyak, yang ‘memilih’ untuk membuat kesalahan [dan bertujuan lebih tinggi]. Tetap saja, angkanya tidak tinggi. [Sebagai perbandingan,] ada hari-hari ketika Anda mengumpulkan 40 lutut di seluruh sektor. Itulah proporsinya, ” katanya.

Baca Juga:  Qatar: Perang Ini Terjadi karena Israel Sendiri

Mereka bersikeras bahwa sasaran terbaik adalah lutut, dibanding bagian-bagian kaki lainnya. Alasanya, lutut tidak banyak kapiler dan tidak banyak darah meski terluka. “Artinya Anda telah melakukan pekerjaan bersih jika targetnya mengenai lutut,” bebernya.

“Kamu tidak seharusnya melihat pendarahan hebat, karena di daerah lutut dan tulang tidak ada banyak kapiler. Jika Anda melihat darah, itu bukan pertanda baik, karena Anda mungkin melepaskan peluru terlalu tinggi. Skenario reguler seharusnya adalah Anda memukul, mematahkan tulang, dalam kasus terbaik, mematahkan tempurung lutut, ” kata Itay, penembak jitu Israel lainnya.

Alami Stres Pasca Trauma

Psikolog spesialis trauma di salah satu rumah sakit Tuly Flint mengatakan, ada laporan penembak jitu yang menderita stres pasca-trauma, dan hal itu benar adanya. “Jika saya salah satu dari 30 tentara yang ada di daerah itu dan menembakkan tendangan voli, saya tidak perlu tahu bahwa saya yang melakukan pembunuhan,” katanya, seraya mengatakan, penembak jitu tahu kapan dia mencapai sasarannya.

Flint juga ingat penembak jitu dari unit elit yang membidik lutut para pemrotes tetapi tembakanya terlalu tinggi dari lutut. Akibatnya, demonstran kehilangan nyawanya karena kehilangan banyak darah.

“Tentara itu, seorang penembak jitu yang sangat berdedikasi untuk misinya, menggambarkan, dia menyaksikan demonstran mati kehabisan darah. Dia tidak bisa melupakan pria (korban) itu berteriak agar tidak ditinggalkan sendirian. Dia juga ingat dengan jelas evakuasi [dari tubuh], dan para wanita yang menangisinya. Sejak saat itu, hanya itu yang ia pikirkan dan semua ia impikan. Dia mengatakan, “Aku tidak dikirim untuk membela, aku dikirim untuk membunuh,” cerita Flint.

Baca Juga:  Bayi-bayi di RS Al-Quds Gaza Alami Dehidrasi Akibat Kekurangan ASI di Tengah Gempuran Israel

“Tentara itu masih dihantui ingatan dari orang yang dia bunuh,” jelasnya.

Sementara Daniel, penembak jitu lain yang diwawancarai, menceritakan sisi lain dari kisah yang tak tertahankan ini, membidik seorang demonstran tetapi mengenai orang lain. “Saya kenal seseorang yang membidik salah satu pemimpin demonstrasi, yang berdiri di atas sebuah kotak dan mendesak orang-orang untuk terus bergerak maju. Prajurit itu membidik kakinya, tetapi pada detik-detik terakhir, pria itu bergerak dan peluru melesat mengenai dirinya. Tentara itu sekarang seperti bangkai kapal. Dia diawasi jam, tapi dia tidak akan bunuh diri,” tandasnya.

Hamas: Penembak jitu Israel melakukan kejahatan perang, harus diadili di ICC

Pada hari Minggu, gerakan perlawanan Palestina, Hamas mengutuk apa yang telah diungkapkan oleh penembak jitu Israel tentang misi mengerikan mereka terhadap para demonstran yang melakukan protes damai itu. Hamas bersikeras bahwa para penjahat ini harus diadili di Pengadilan Kriminal Internasional atau international criminal court (ICC).

“Kebanggaan penembak jitu rezim Zionis dalam membunuh dan secara sengaja melukai warga Palestina meskipun demonstrasi damai mereka mencerminkan mental kejam dan brutal para komandan dan tentara rezim,” kata juru bicara Hamas Hazem Qassem dalam sebuah pernyataan, merujuk pada laporan Haaretz tentang penembak jitu Israel.

“Rezim Israel harus membayar penuh kejahatan ini dengan meninggalkan tanah kami,” katanya.[asa]

Sumber: indopolitika.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan