Gempar! Satu wilayah Di China Kembali Lockdown

Ilustrasi _Tangkap layar Film Dokumenter The Lockdown: One Month In Wuhan, Ceritakan Awal Mula Dampak Virus Corona (Foto: YouTube CGTN)

IDTODAY.CO – Jeratan virus Corona di China ternyata belum usai. Dikabarkan Pemerintah China me-lockdown Kota Shulan di Provinsi Jilin.

Pengumuman tersebut dilakukan pada Minggu (10/5/2020) waktu setempat. Ini dilakukan setelah pemerintah menemukan kluster infeksi Covid-19 baru di kota itu. Sebagaimana dikutip dari cnbcindonesia (12/05/2020).

Oleh karena kebijakan tersebut, setiap warga wajib ada di rumah. Siswa SMP dan SMA juga akan kembali melakukan kegiatan belajar mengajar secara online. Semua fasilitas umum, bioskop, perpustakaan ditutup sementara. Fasilitas kereta api, di dalam maupun ke luar kota disetop hingga akhir Mei ini. Bus diminta menunda layanan. Sedangkan taksi tak diizinkan meninggalkan kota.

“Pihak berwenang mengatakan akan melakukan penyelidikan menyeluruh pada semua warga Shulan,” tulis media itu.

Sementara itu, diketahui kasus pertama Covid-19 ditemukan pada 7 Mei saat seorang wanita 45 tahun didiagnosis dengan Covid-19. Padahal kota sudah mencatat nol kasus sejak 9 April.

Wanita itu diketahui bekerja pada sebuah binatu. Bagaimana ia terinfeksi masih belum jelas. Sebab, sejak 23 April ia tak meninggalkan provinsi itu dan tidak bertemu dengan siapapun dari luar negeri. Sebanyak 18 orang yang sempat berinteraksi langsung dengannya sudah dikaranti.

Baca Juga:  India Lockdown, Rakyat Miskin Lebih Takut Mati Kelaparan Daripada Virus Corona

Komisi Kesehatan Nasional (NHC) menyatakan ada 14 kasus baru yang didaftarkan pemerintah setempat per Minggu (10/5/2020).

Kondisi ini merupakan kabar buruk bagi Shulan. Sebab pemerintah baru saja merelaksasi aturan pembatasan sosial Jumat (8/5/2020) lalu, di mana tempat hiburan sudah diizinkan dibuka meski dengan jumlah pengunjung terbatas. Kota Shulan sendiri berbatasan dengan Korea Utara.

Juru Bicara NHC Mi Feng menggambarkan situasi Shulan sebagai infeksi klaster terbesar di China dalam dua bulan terakhir.

“Penduduk kota agar menjaga kewaspadaan tinggi,” katanya.[Aks]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan