Indonesia Kecam Aksi Teror di Gereja Notre Dame Prancis

Gereja Notre Dame Prancis (Foto: AP Photo/Daniel Cole)

IDTODAY.CO – Serangan terjadi di Gereja Notre Dame, kota Nice, Prancis pada 29 Oktober 2020 sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat. Indonesia pun mengecam aksi teror yang menewaskan tiga orang tersebut.

“Indonesia mengecam aksi teror di Nice, Prancis pada tanggal 29 Oktober 2020 sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat, yang telah mengakibatkan 3 orang meninggal dan beberapa luka-luka,” demikian keterangan dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) melalui situs resmi dan akun Twitternya, Jumat (30/10). Seperti dikutip dari detik.com (30/10/2020).

Indonesia juga menyampaikan duka cita atas korban yang meninggal dalam peristiwa tersebut.

“Indonesia menyampaikan simpati dan duka cita mendalam kepada korban dan keluarga korban,” lanjutnya.

Kemlu mengungkapkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan otoritas setempat dan warga negara Indonesia yang berada di Nice.

Kemlu juga memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban dari serangan penusukan dan pemenggalan itu.

“KBRI Paris dan KJRI Marseille secara aktif terus berkoordinasi dengan otoritas setempat. Sejauh ini tidak terdapat korban WNI. Tercatat terdapat total 4.023 WNI yang menetap di Perancis dimana 25 orang diantaranya tinggal di Nice dan sekitarnya,” kata Kemlu.

Sebelumnya, seorang imigran Tunisia bernama Brahim Aouissaoui menyerang Gereja Notre Dame di Nice. Dalam serangan itu, Aouissaoui menggorok leher penjaga Gereja, memenggal kepala seorang perempuan berusia 60 tahun dan melukai hingga parah seorang perempuan berusia 44 tahun hingga meninggal.

Polisi telah menangkap Aouissaoui. Dalam penangkapan itu, polisi menembaknya. Saat ini, Aouissaoui tengah dirawat di rumah sakit dalam keadaan kritis.

Baca Juga:  Prabowo: Kerja Sama Pertahanan RI & Prancis Terbaik di Bawah Pemerintahan Jokowi

Akibat adanya serangan itu, Prancis pun menaikkan statusnya menjadi darurat. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Prancis akan mengerahkan ribuan tentara lagi untuk melindungi situs-situs penting, seperti tempat ibadah dan sekolah, karena peringatan keamanan negara dinaikkan ke level tertinggi.

“Prancis telah diserang atas nilai-nilai kami, untuk selera kami akan kebebasan, untuk kemampuan di tanah kami untuk memiliki kebebasan berkeyakinan… Dan saya mengatakannya dengan sangat jelas lagi hari ini: Kami tidak akan memberi tanah apapun,” kata Macron.[detik/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan