Korsel Klaim Indonesia Masih Menunggu Perkembangan Jet Tempur KF-X

Model pesawat tempur KF-X ini ditampilkan di bagian depan perusahaan penerbangan Korea Aerospace Industries (KAI) di Sacheon, Korea Selatan, Jumat (6/4/2018). Riset untuk pembuatan prototipe pesawat tempur generasi 4,5 ini masih berlangsung sampai 2021. Adapun proyek dijadwalkan rampung pada 2026 dengan produksi 250 pesawat tempur untuk Korea dan Indonesia.(Foto: KOMPAS/NINA SUSILO)

IDTODAY.CO – Belum tercapainya kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan Korea Selatan terkait proyek jet tempur gabungan KF-X/IF-X memberikan peluang kepada Indonesia untuk menjalin  kesepakatan kerjasama pertahanan komprehensif dengan Prancis.

Bahkan, Indonesia dilaporkan hampir mencapai kesepakatan untuk membeli 48 jet tempur Rafale milik Prancis.

Menurut publikasi Prancis; La Tribune, kedua negara hampir mencapai kesepakatan. Tawaran yang dikeluarkan oleh Prancis, yang menurut salah satu sumber industri pertahanan Korea Selatan, termasuk transfer teknologi jet tempur yang jauh lebih besar, telah memikat Indonesia.

“KF-X adalah jet tempur yang saat ini hanya ada di cetak biru, tapi Rafale adalah jet yang beroperasi,” kata sumber itu. “Bagi Indonesia, (melengkapi Angkatan Udara-nya dengan jet Prancis) mungkin merupakan kesepakatan yang layak untuk dicapai meskipun itu berarti melepaskan 227,2 miliar won.” sebagaimana dikutip dari sindonews (29/12)

Akan tetapi, pemerintah Korea menegaskan akan tetap melanjutkan proyek prestisius tersebut meskipun tanpa campur tangan Indonesia.

Masalah terbesar terletak pada investasi yang dijanjikan Indonesia dengan uang pembayar pajak Korea. Hilangnya 51 jet yang dijanjikan ke Indonesia juga akan mengurangi kuantitas produksi secara keseluruhan dan dengan demikian menaikkan biaya per unit, yang berpotensi merugikan prospek ekspor jet tersebut.

Baca Juga:  Puluhan Pesawat China dan Rusia yang Masuk Wilayah Korsel "Disambut" Jet Tempur

Pejabat pemerintah di Seoul, bagaimanapun juga, berhati-hati dalam menarik kesimpulan tentang niat Indonesia. Ketika ditanya oleh Shin apakah Jakarta tampaknya siap untuk mundur dari kesepakatan KF-X selama rapat dengar pendapat parlemen pada bulan Oktober, Menteri DAPA Wang Jung-hong mengatakan Indonesia tidak akan “membeli apapun dan menunggu sampai KF-X berkembang sepenuhnya,”.

Agensi tersebut juga memberikan penjelasankepada Shin dalam balasan terpisah bahwa laporan pers yang berseliweran tidak bisa dijadikan tolak ukur paten terkait sikap resmi pemerintah Indonesia.

“ini tidak mencerminkan posisi resmi Indonesia tentang masalah tersebut, dan bahwa kesepakatan militer apa pun yang dikejar tampaknya akan maju secara independen dari proyek pengembangan bersama KF-X”. Tegas Agensi tersebut.[sindonews/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan