Obama Nilai Cara Trump Atas Corona Kacau Balau

Barack Obama (Foto: REUTERS/Jim Bourg)

IDTODAY.CO – Penanganan pandemi COVID-19 yang dilakukan Presiden Donald Trump benar-benar kacau. Saat ini AS merupakan epicentrum pandemi corona di dunia dengan kasus positif hampir 1,3 juta dan kematian 77 ribu orang. Hal itu disampaikan oleh Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.

Dikutip dari cnbc Indonesia (10/05/2020), Trump telah dikritik karena pada dasarnya melepaskan peran kepemimpinannya saat AS harus melalui salah satu krisis terburuk dalam satu abad. Dia dinilai meninggalkan negara-negara bagiannya berjuang sendiri dalam melawan pandemi ini, bahkan menawar saat mendapatkan peralatan medis kritis di pasar terbuka atau di luar negeri.

Baca Juga:  Langgar Perjanjian, AS Tes Jet Siluman F-35 untuk Serangan Nuklir Supersonik

Trump juga dinilai meremehkan ancaman yang ditimbulkan virus ini dan menyia-nyiakan waktu yang berharga sepanjang Februari. Dimana AS tidak menyiapkan peralatan pengujian dan alat medis, ataupun mengembangkan strategi nasional yang kojesif.

Menurutnya, Trump hanya mengurus kepentingan politiknya sendiri dan secara agresif mendorong negara-negara untuk membuka kembali perekonomian yang hancur, tanpa blueprint yang jelas bagaimana melakukannya dengan aman.

Baca Juga:  Puan Beri Pesan Kepada Masyarakat Agar Bekerja Sama Menanggulangi Covid-19

“Apa yang kita lawan ini adalah tren jangka panjang, dimana menjadi egois, terpecah, dan melihat yang lain sebagai musuh menjadi dorongan yang kuat dalam kehidupan AS,” kata Obama pada mantan stafnya dilansir dari Straitstimes, Minggu (10/05/2020).

Oleh sebab itu, menurut Obama, respon terhadap krisis global ini begitu lemah dan tidak teratur.

“Akan menjadi lebih buruk, bahkan dengan upaya terbai pemerintah. Ini telah menjadi bencana yang mengacaukan pola pikir, ‘apa untungnya untuk saya’- ketika pola pikir itu juga diadaptasi pada pemerintahan kita,” katanya.

Dalam bocoran web dengan mantan anggota pemerintahannya, Obama mengatakan keputusan Departemen Kehakiman untuk membatalkan dakwaan pada Michael Flyn, mantan penasihat keamanan nasional Trump yang mengaku bersalah berbohong kepada FBI dalam penyelidikan Rusia, membahayakan supremasi hukum di AS.

“Itulah hal-hal di mana Anda mulai khawatir bahwa dasar – bukan hanya norma kelembagaan – tetapi pemahaman dasar kita tentang aturan hukum berisiko,” katanya.[Aks]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan