IDTODAY.CO – Soal pembunuhan yang menimpa George Floyd masih terus menuai aksi protes di Amerika serikat. Presiden AS Donald Trump sempat meminta 10.000 pasukan tentara untuk mengendalikan protes di Washington DC, namun permintaan itu ditolak para pejabat pertahanannya.

Dikutip dari detik.com (07/06/2020), Trump menyampaikan permintaan itu pada rapat di ruang oval Gedung Putih, Washington DC, pada Senin lalu. Seorang senior Pentagon mengatakan, debat panas terjadi antara Jaksa Agung Bill Barr, Sekretaris Pertahanan Mark Esper dan Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley dalam rapat itu.

Baca Juga:  Adzan Menggema di AS Setelah Kematian Akibat Corona Tembus 100 Ribu

“Kita perlu mengendalikan jalanan. Kami membutuhkan 10.000 tentara di sini (di Washington). Saya menginginkannya sekarang,” kata senior pentagon itu mengutip kembali Trump.

Sebelumnya Trump mengatakan bahwa dia mempertimbangkan tindakan untuk memadamkan protes nasional terkait kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang meninggal di tangan polisi Minneapolis pada 25 Mei lalu.

Seorang pejabat senior Departemen Pertahanan (DoD) mengatakan bahwa selain meminta penempatan pasukan, Trump berteriak kepada Esper karena melanggar hubungan dengan presiden ketika sekretaris itu menentang penggunaan Undang-Undang Pemberontakan. Legislasi abad ke-19 akan memungkinkan presiden untuk mengerahkan militer AS secara nasional untuk penegakan hukum domestik.

Baca Juga:  Soal Kunjungan ke AS, Jubir Prabowo: Kita Menghormati Penolakan Dan Kritikan

Kemudian Esper dan Milley mengambil langkah menelepon Gubernur Washington pada Selasa (2/6). Mereka meminta Washington untuk mengerahkan pasukan pengamanannya sendiri.

Di hari yang sama, Pentagon memindahkan 1.600 pasukan untuk bersiap di Washington. Namun, sekitar 5.000 pasukan Garda Nasional yang sudah bersiaga di Washington sejatinya tak pernah membutuhkan pasukan tambahan.

Kemudian pada  hari Rabu (3/6) kemaren, Esper mengumumkan bahwa ia tidak mendukung penggunaan Undang-Undang Pemberontakan dan menolak permintaan Trump. Esper bahkan menarik 700 pasukan untuk kembali ke pangkalan mereka di Fort Bragg. Pada Jumat (6/6), Esper juga menarik 700 pasukan.[Aks]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan