IDTODAY.CO – Derivatsiya-PVO merupakan senjata yang mampu menembakkan 120 peluru artileri kaliber besar per menit. senjata anti drone terbaru milik Rusia tersebut memiliki kemampuan membuat perisai dari hujan proyektil yang kemudian meledak dan memuntahkan pecahan peluru di udara, yang tidak dapat ditembus oleh drone musuh.

Peralatan tempur ini dibuat berdasarkan kendaraan tempur infanteri BPM-3 dan stasiun senjata otomatis AU-220M.

“Perlengkapan amunisinya mencakup proyektil yang diledakkan dan dipandu dari jarak jauh, yang artinya senjata ini dapat menembakkan dan meledakkan peluru dengan sekali tekan, serta menyesuaikan arah peluru mengikuti pergerakan musuh,” jelas seorang sumber di kompleks industri militer Rusia, seperti dilansir Russia Beyond The Headlin, sebagaimana dikutip dari Sindonews.com (29/12)

Senjata ini dirancang untuk menghancurkan target berukuran kecil, yang terbang di ketinggian beberapa ratus meter. “Drone telah menjadi momok, tidak hanya bagi tentara kita, tetapi juga bagi tentara negara lain di Timur Tengah,” ujarnya.

Salah satu kelebihan senjata ini adalah modularisasinya. Sederhananya, senjata ini dapat dipasang, baik pada alat berat dalam bentuk platform roda rantai, kapal multi tonase, ranpur infanteri BRM-3 dan kendaraan pengintai BRM-3K.

Baca Juga:  2021 Rusia Luncurkan Sistem Rudal S-500, AS Punya Apa ?

“Para militan membuat “helikopter” yang dikendalikan dari jarak jauh dengan berbagai improvisasi, menempelkan bom padanya dan menjadikannya pengebom bunuh diri untuk meledakkan sistem pertahanan udara, tank, dan helikopter mahal. Pada dasarnya, mereka mengincar semua peralatan berharga jutaan dollar,” sambungnya.

Dengan kemampuan memuntahkan 120 peluru per menit, Derivatsiya dapat meluncurkan rentetan proyektil dan langsung meledakannya di udara, sehingga pecahan pelurunya dapat memusnahkan drone musuh yang tengah mengudara.

Senjata ini setara dengan rudal antitank UMTAS berpemandu laser milik NATO dan sistem amunisi pintar Roketsan MAM-C dan MAM-L yang digunakan Angkatan Udara Turki di Timur Tengah, yakni sekitar 8.000 meter jangkauan tembak yang bisa dicapai senjata tersebut.

“Ada juga versi AU-220M untuk pesawat angkut. Senjata ini mengubah kekuatan tempur Il-76 atau An-12 menjadi setara dengan C-130 Hercules milik Amerika Serikat. Untuk kendaraan pengangkut militer, AU-200M dibuat dalam kaliber 30 dan 105 mm,” terang sumber tersebut.[sindonews/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan