Turun Ke Jalan, Ribuan Warga Muslim Bangladesh Tolak Kunjungan PM India

Ribuan Warga Muslim Bangladesh Tolak Kunjungan PM India. Foto: AFP

IDTODAY.CO – Konflik yang terjadi antara komunitas Hindu dan Muslim di India, menyulut ribuan warga Bangladesh menyuarakan protes terhadap tindakan kekerasan tersebut dengan aksi turun ke jalan. Aksi tersebut dilakukan ibu kota Dhaka setelah pelaksanaan sholat Jumat di masjid Baitul Mokarram.

Diberitakan oleh  AP pada Sabtu (19/2/2020), Sebagai bentuk protes, Para demonstran membakar poster Narendra Modi, Perdana Menteri India. Demikian juga,  poster bertuliskan “Stop Killing Muslims” dan “Save Indian Muslims” banyak dikibarkan oleh para demonstran.

PM Bangladesh Sheikh Hasina dituntut para pengunjuk rasa untuk membatalkan undangan terhadap PM Modi untuk menghadiri perayaan ulang tahun tokoh kemerdekaan Bangladesh, Sheikh Mujibur Rahman.

Bahkan, tidak cukup sampai disitu, Nur Hossain Kasemi, juru bicara Hefaza-e-Islam, salah satu Organisasi Islamis Bangladesh, menegaskan, apabila PM India, Narendra Modi tetap datang, mereka akan mengepung bandara dan melakukan tindakan-tindakan anarkis lainnya.

“Saya meminta perdana menteri untuk segera membatalkan undangan Narendra Modi,” kata Nur Hossain Kasemi dengan lantang.

Namun, Nur Hossain Kasemi tetap menekankan untuk tidak melakukan kekerasan kepada  warga Hindu di Bangladesh.

Baca Juga:  Fitnah Corona, Pemuda Muslim Dipukuli secara Brutal oleh Kelompok Massa di India

“Saya mengingatkan warga Muslim di negara kita bahwa kita percaya harmoni. Kita tidak percaya kekerasan. Kita tidak akan menyakiti non-Muslim di negara ini,” lanjutnya.

Bentrokan antara komunitas Hindu dan Muslim India terjadi sebelum kunjungan Presiden Donald Trump ke India. Dalam peristiwa tersebut dilaporkan setidaknya 40 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Peristiwa memilukan tersebut mendapat kecaman dunia Internasional, tak terkecuali Fachrul Razi, Menteri Agama RI. Beliau menilai, tidak mungkin ada agama yang memerintahkan kekerasan.

Baca Juga:  Akhirnya, Aparat India Bebaskan Burung Merpati "Mata-Mata" Pakistan

“Tidak ada ajaran agama manapun yang membenarkan tindakan kekerasan, apapun motifnya. Memuliakan nilai kemanusiaan adalah esensi ajaran semua agama,” ucap Menag terebut.  Sebagaimana dikutip dari Liputan6.com, pada Sabtu, (14/3/2020)

Sejatinya, terang Fahrul, semua agama menekankan akan pentingnya menjaga nilai-nilai kemanusian dan menghindari tindakan anarkis. Oleh karena itu beliau mengajak semua pihak untuk ikut serta mendoakan India agara kembali kondusif. “Tindakan kekerasan itu sangat tidak berperikemanusiaan dan bertentangan dengan nilai-nilai agama, Kita doakan para korban, dan kita berharap kehidupan beragama di India kembali kondusif,” terang Fachrul Razi.

Sumber: liputan6.com
Editor: Bahrur Rozy

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan