IDTODAY.CO – Tensi tegang antara Uni Eropa dan pemerintah Turki diperkirakan akan kembali meningkat, setelah Perdana Menteri Italia Mario Draghi menggambarkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebagai seorang diktator.

Pernyataan tersebut disampaikan Draghi pada konferensi pers hari Kamis (8/4) ketika ia ditanya tentang perselisihan diplomatik mengenai pengaturan tempat duduk selama pertemuan antara Erdogan dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang kemudian disebut sebagai insiden ‘sofagate’ atau skandal kursi.

“Saya sangat menyesal atas penghinaan yang dialami oleh presiden komisi itu, mari kita panggil mereka apa adanya, diktator, tetapi dengan siapa kita perlu bekerja sama,” kata Draghi kepada wartawan, seperti dikutip dari AFP, Jumat (9/4).

Erdogan mendapat banyak kritik setelah viralnya gambar yang menunjukkan von der Leyen yang tidak disediakan tempat duduk selama pertemuan mereka di Ankara, yang juga dihadiri oleh Presiden Dewan Eropa Charles Michel.

Gambar resmi kemudian menunjukkan dia duduk di sofa di seberang Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.

Turki dan UE saling menyalahkan atas pengaturan tempat duduk selama pertemuan tersebut, yang dimaksudkan untuk menetapkan nada yang lebih positif dalam hubungan setelah pertengkaran selama berbulan-bulan.

Beberapa kelompok Parlemen Eropa menuntut penyelidikan tentang bagaimana von der Leyen dibiarkan berdiri sementara Michel duduk.

Peristiwa ini juga ikaitkan dengan spekulasi atas sikap Ankara terhadap perempuan, Uni Eropa, seksisme, dan perselisihan politik internal antara Turki danblok tersebut.

Baca Juga: Mahfud MD: SP3 Sjamsul Nursalim Adalah Bagian Tidak Terpisahkan Dari Putusan Mahkamah Agung

Sumber: rmol.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan