Unik, Air Zamzam Tak Pernah Kering Selama 40 Abad, Ini Penjelasan Ilmiahnya!

Petugas pembersih membersihkan titik air Zamzam, setelah merebaknya virus corona, di Masjidil Haram di kota suci Mekah, Arab Saudi, pada 3 Maret 2020.(REUTERS/STRINGER)

IDTODAY.CO – Fenomena air zam-zam yang tidak pernah kering selama puluhan abad terus menjadi pusat penelitian para ilmuwan untuk mencari tahu penyebab sumur mukjizat tersebut berbeda dari sumber mata air lainnya.

Sumur zamzam terletak 11 meter dari Ka’bah di kawasan Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, yang saat ini lokasinya berada di ruang bawah tanah dan hanya bisa dilihat melalui panel kaca yang disediakan.

Biasanya, umat Islam yang melaksanakan ibadah Haji dan Umrah akan berkunjung ke sumur zamzam dan membawa pulang air zamzam sebagai oleh-oleh.

Baca Juga: Indonesia Memiliki Tanaman Pisang Terbesar Di Dunia, Tingginya Capai 15 Meter

Menurut salah satu keterangan, sumur zamzam menyedot air hingga 18,5 liter per detik sehingga mampu menghasilkan 660 liter air per menit.

Dalam bahasa Arab, zamzam berarti “banyak” atau “melimpah ruah”. Pengertian ini sesuai dengan kondisi air zamzam yang tak pernah kering meski telah digunakan selama ribuan tahun.

Mata air zamzam keluar keluar sejarah ajaib ketika Nabi Ismail menangis karena kehausan di padang pasir bersama ibunya, Hajar.

Dokumen sejarah menunjukkan, zaman itu diperkirakan tahun 1910 SM sehingga jika disesuaikan dengan kalender Hijriah, air zamzam telah ada selama lebih dari 4.000 tahun.

Hal tersebut merupakan suatu rahasia ilahi yang terus dikaji oleh para ilmuwan untuk mencari kebenarannya secara ilmiah.

Baca Juga: Ibu Ancam Bunuh Diri, Iman Mualaf Cantik Ini Tidak Goyah

Dilansir dari Egypt Today16 Agustus 2018, sebagaimana dikutip dari Sindonews, ilmuwan menyimpulkan bahwa wa Ayah zamzam tidak pernah kering karena terhubung dengan air tanah terbarukan.

Hal tersebut dinyatakan oleh Abbas Sharaqi, Profesor Geologi dan Sumber Daya Air di African Research Institute.

“Tidak adanya penipisan dalam geologi berarti bahwa ia adalah air yang dapat diperbarui. Air tanah bisa diperbarui, seperti di sumur zamzam,” kata Profesor Sharaqi.

Profesor Sharaqi menjelaskan, air zamzam merupakan air terbarukan yang sumbernya adalah hujan di Kota Makkah.

Makkah merupaan daerah pegunungan dan salah satu lembahnya menampung air untuk sumur zamzam di dataran rendah.

Menurut Profesor Sharaqi, terdapat 14 meter endapan sungai yang terbentuk dari air hujan di pegunungan yang jatuh ke dataran rendah dan berubah menjadi sedimen.

Sharaqi meyakini, proses ini membutuhkan waktu jutaan tahun untuk membuat sumur zamzam yang panjangnya mencapai 14 meter.

Berdasarkan pengamatannya, Sharaqi mengatakan bahwa bagian paling bawah sumur zam-zam jam terdapat kumpulan bebatuan yang menjadikan total kedalamannya mencapai 35 meter.

“Air di sumur zamzam digunakan sebagai air minum jamaah dan tidak digunakan untuk pertanian,” ujarnya.

Sharaqi kemudian menyimpulkan bahwa stabilitas iklim di Arab Saudi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan sumur zam-zam tidak pernah mengalami kekeringan.

“Sumur zamzam telah digunakan selama 4.000 tahun, ini membuat kami berpikir bahwa jika tidak ada hujan di Arab Saudi, mungkin airnya akan habis. Namun, mengingat kondisi iklim yang stabil dan tidak berubah, sumur bisa terus ada,” pungkas Profesor Sharaqi.

Baca Juga: Wow! Hanya jualan”Batu”, Desa Ini Mampu Meraup Penghasilan Rp44 Miliar

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan