IDTODAY.CO – Mengingat tren reproduksi corona di DKI menurun,  Fraksi Partai Golkar DPRD DKI sepakat jika masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta dihentikan . Menurutnya masyarakat tidak bisa menahan lagi, kondisi ekonomi harus pulih tumbuh kembali dan pulih seperti awal.

“Kalau Golkar berpendapat PSBB harus diakhiri atau di longgarkan minimal. Kita bisa kita menahan lagi. Kesehatan harus ajakan dan Ekonomi juga harus tumbuh dan pulih,” kata Ketua F-Golkar DPRD DKI Basri Baco, ketika dihubungi, Rabu (3/6). Seperti dikutip dari detik.com (03/06/2020).

Disamping itu, Basri mengingatkan kepada semua masyarakat harus bisa beradaptasi dengan new normal. Begitu juga harus menanamkan kewaspadaan dengan mematuhi protokol kesehatan.

“Namun Golkar juga mengingatkan dan wanti-wanti pemda dan seluruh masyarakat serta TNI, Polri bahwa kita wajib menerapkan protokol kesehatan yang standar. Kita harus terap waspada tingkat tinggi dalam hal upaya pencegahan serta penegakan dan serius atas pelanggaran. Ini wajib dipegang teguh oleh pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat. Suka tidak suka kita harus hidup dalam kondisi new normal agar semua bisa berjalan,” ujarnya.

Soal rumah ibadah, Basri mengatakan bahwa sudah seharusnya untuk kembali dibuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Serta harus juga diawasi oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Baca Juga:  Ahli Epidemiologi: Pemerintah Harus Kendalikan Pandemi itu Dengan Tes, Lacak Dan Isolasi

“Golkar juga menyarankan agar rumah ibadah mulai dibuka dengan pantauan dari DMI dan Dinas kesehatan, daripada sekarang juga kucing-kucingan dengan pengurus masjid dan mushola. Bikin perjanjian dengan pengurus rumah ibadah agar mereka wajib menerapkan protokol kesehatan,” katanya.

Diketahui per akhir Mei, angka reproduksi efektif (Rt) COVID-19 di Jakarta dinyatakan turun lagi. Pihak yang menghitungkan angka reproduksi efektif (Rt) untuk Pemprov DKI adalah tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI).

“Tren Rt-nya terus menurun,” kata anggota tim FKM UI, Pandu Riono, kepada detikcom, Selasa (2/6/2020).

Adapun hitung-hitungan dimulai pada 18 Mei. Saat itu, angka median Rt menunjukkan 1,09; low Rt sebesar 0,94; dan high Rt 1,22. Pada 25 Mei alias sepekan kemudian, angka Rt sudah turun. Median Rt menjadi 1,06; low Rt menjadi 0,92; dan high Rt menjadi 1,19.

Sedangkan hitung-hitungan terakhir, yakni pada 31 Mei, angka Rt turun lagi ketimbang sepekan sebelumnya. Median Rt menjadi 1,00; low Rt menjadi 0,87; dan high Rt menjadi 1,13. Penyebab turunnya Rt untuk Jakarta ini adalah penerapan PSBB, layanan tes, dan contact tracing.[Aks]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan