Anies: Kapasitas Testing di DKI 10 Kali Lipat Dari yang Diharuskan WHO

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan pers di Balai Kota, Jakarta. (Foto: Pemprov DKI Jakarta)

IDTODAY.CO – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut kapasitas test Corona di DKI sepuluh kali lipat dari standar WHO. Pada awalnya Anies berbicara terkait jumlah kasus aktif Corona di Jakarta mengalami penurunan selama pekan ini.

“Nah, alhamdulillah dalam pekan terakhir ini jumlah kasus aktif itu menurun secara signifikan. Artinya apa? Jumlah orang yang harus dirawat atau isolasi jumlahnya berkurang. Kasus aktif itu diukur dengan angka kasus baru dikurangi angka sembuh, dikurangi angka meninggal,” ujar Anies dalam acara Webinar dengan tema ‘Tantangan Perubahan Perilaku Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru’, Senin (31/8). Sebagaimana dikutip dari detik.com (31/08/2020).

Baca Juga:  Update Corona di RI 28 Mei: Kasus Positif 24.538, Sembuh 6.240, Meninggal 1.496

Kemudian Anies mengatakan bahwa angka kematian akibat virus Corona juga saat ini sebesar 3 persen. Angka tersebut berada di bawah angka nasional sebesar 4,3 persen.

“Di sisi lain, angka meninggal kita turun. Kalau kita perhatikan secara global itu 3,4 persen case fatality rate (tingkat kematian) dunia. Di Indonesia, case fatality rate-nya itu 4,3 persen. Jadi di atas angka kematian global. Jakarta, angka kematian, case fatality rate kita 3 persen. Jadi kita 3 persen, dunia 3,4 persen, Indonesia 4,3 persen. Indonesia tanpa Jakarta, bila Jakarta di keluarkan, maka case fatality rate-nya 4,7 persen,” katanya.

Baca Juga:  Sedap! Orang kaya juga Dapat Insentif Pemerintah hingga Rp 25 triliun

Selanjutnya, Anies mengatakan bahwa, kapasitas test Corona di Jakarta saat ini mencapai 10 kali lipat dari standar WHO. Namun, jumlah tes yang dilakukan rata-rata sekitar 4 hingga 5 kali lipat dari syarat WHO.

“Kapasitas testing kita, kapasitas seluruhnya baik pemerintah maupun swasta itu hampir 11 ribu. Artinya kapasitasnya itu 10 kali lipat dari yang diharuskan oleh WHO. Kegiatan testingnya bervariasi tiap minggu, tapi rata-rata tiap minggu kita antara 4-5 kali lipat lebih tinggi daripada yang diharuskan WHO,” imbuhnya.[detik/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan