Anies Sebut Penularan Corona di Transportasi Umum Berisiko Kecil

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai hadiri rapat paripurna di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin (22/6/2020). (Foto: Tribunnews.com/Danang Triatmojo)

IDTODAY.CO – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa selama protokol kesehatan dilakukan maka penularan virus Corona (COVID-19) di transportasi umum berisiko kecil.  Anies menyampaikan hal itu, berdasarkan penelitian di Amerika dan Asia mengenai risiko penularan virus Corona di transportasi publik.

“Kami menemukan situasi di mana risiko penularan di kendaraan umum mungkin kecil. Kalau kita lihat penelitian di Asia dan di Amerika, risiko penularan di transportasi publik itu kecil, selama kepatuhan menggunakan masker itu dijaga dan kepatuhan mencuci tangan setelah keluar dari angkutan umum dijaga,” ujar Anies dalam diskusi virtual ABC Indonesia, Jumat (21/8). Sebagaimana dikutip dari detik.com (21/08/2020).

Baca Juga:  Keren! Anies Alihkan Anggaran Formula E Rp 3 Triliun untuk Tangani Covid-19

Faktor lain yang menyebabkan resiko penyebaran virus Corona di transportasi umum kecil adalah orang-orang yang tidak saling berinteraksi di dalamnya. Masker juga selalu digunakan dengan benar.

“Lalu di kendaraan umum juga hampir semua orang tidak bercakap-cakap, apalagi kalau berangkat sendiri-sendiri,” katanya.

Anies menyebut, penyebaran virus Corona dengan risiko tinggi justru di perkantoran. Hal ini, menurut Anies, karena orang di perkantoran saling mengenal dan berinteraksi tanpa menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga:  Anies Baswedan Tanggapi Kasus Dugaan Korupsi Mentan SYL

“Sekarang kalau kita lihat di kantor justru orang copot masker, ngobrol. Jadi perjalanan dari rumah ke kantor naik kendaraan umum pakai masker, tidak ngobrol, maka potensi penularan jadi rendah, mereka mungkin merasa saling tidak kenal dan tidak mengobrol. Kemudian ketika sampai kantor malah copot masker, malah ngobrol karena ketemu dengan orang yang mereka merasa kenal,” ucap Anies.

“Kita ini punya kecenderungan kalau merasa kenal lalu aman, padahal mana pula kita tahu kalau yang bersangkutan memang aman atau memang sudah tertpapar tanpa gejala,” sambungnya.

Ia kemudian menyampaikan angka lonjakan penumpang di transportasi umum tidak mengalami kenaikan yang tinggi meski ada penerapan ganjil-genap di masa pandemi ini. Menurut Anies, angka kenaikannya di bawah 10 persen.

“Waktu itu banyak yang khawatir nanti banyak orang yang naik kendaraan umum, ternyata kenaikan (penumpang) itu di bawah 10 persen, artinya orang tidak lagi bepergian,” tuturnya.[detik/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan