IKAPPI DKI Soroti Rencana Polri Gandeng Preman Pasar Disiplinkan Masker

Banyak yang mengabaikan protokol kesehatan COVID-19 di Pasar Grogol. (Luqman/detikcom).

IDTODAY.CO – Polri berencana menggandeng preman pasar untuk disiplinkan warga tak memakai masker. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) DKI Jakarta menyoroti rencana tersebut. Ketua IKAPPI Miftah menyebut kehadiran para preman pasar hanya akan merasa terintimidas.

“Tidak bisa kita pungkiri omzet para pedagang memang turun drastis, mereka mencari nafkah untuk keluarga di rumah, tetapi kok malah diawasi preman? Jelas para pedagang pasar akan merasa terintimidasi dengan kehadiran para preman pasar mengawasi aktivitas mereka,” kata Ketua IKAPPI DKI Miftah, dalam keterangannya, Sabtu (12/9). Seperti dikutip dari detik.com (12/09/2020).

Baca Juga:  Pimpinan DPR Minta prajurit TNI dan Polri Kroscek Informasi Sebelum Melakukan Tindakan

Miftah mengatakan bahwa omzet pedagang pasar sedang mengalami penurunan drastis akibat pandemi Corona. Oleh karena itu, tidak elok kalau para pedagang harus diintimidasi lagi oleh kehadiran para preman pasar mengawasi aktivitas mereka.

“Saya kira bapak Wakapolri tidak perlu sampai sejauh itu melibatkan preman pasar untuk mengawasi aktivitas warga, terutama di pasar-pasar. Jauh lebih efektif kita pengawasan itu dilakukan oleh paguyuban atau ketua-ketua blok pasar. Keterlibatan pedagang justru memperkuat displin pedagang,” ucapnya.

Baca Juga:  Minta Maaf, Polri Cabut Telegram Larang Siarkan Arogansi Polisi

Miftah berharap agar pemerintah hingga aparat keamanan justru memberikan rasa aman dan mengayomi para pedagang serta masyarakat di pasar.

Menurut Miftah, sebaiknya pasar diawasi oleh Pramuka yang dinilai lebih mengayomi secara humanis daripada preman pasar.

“IKAPPI DKI Jakarta juga merekomendasikan untuk melibatkan Pramuka atau personil IKAPPI untuk membantu memberikan penyuluhan dan mengingatkan bahaya COVID-19 kepada para pedagang dipasar dengan cara yang lebih humanis ketimbang ide melibatkan preman pasar yang cenderung justru kurang Humanis dan tidak mengayomi para pedagang,” tuturnya.[detik/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan