Sejak Dulu Pantau TKA Asal Tiongkok, Anies Baswedan: Demi Selamatkan Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta mengumumkan kegiatan peribadatan di tempat ibadah ditiadakan selama dua pekan dalam konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (19/3/2020). (Foto: KOMPAS)

IDTODAY.CO – Gubernur Anies Baswedan selalu menjadi yang terdepan dalam upaya penanggulangan virus Corona di Indonesia. Berbagai kebijakan yang dibuat oleh Anies bersama jajarannya setelah menjadi rujukan buaya pemimpin di daerah lain.

bahkan dalam pengakuannya, beliau menjadi yang pertama mengadakan rapat terkait penanganan caranya sejak akhir Januari 2020 lalu. dalam rapat tersebut melibatkan pihak imigrasi dan badan intelijen untuk menggali informasi yang akurat tentang virus Corona dan kemungkinannya menyebar di Indonesia.

semua hal yang telah diupayakan untuk menyelamatkan Jakarta dari virus Corona diungkapkan Anies dalam suatu acara bersama Deddy Corbuzier yang diunggah ke YouTube pada 28 Maret 2020, dengan judul ‘Kenapa cuma loe yang berani ngomong? Jakarta sudah gawat darurat! Anies Baswedan’. Sebagaimana dikutip dari Viva.co.id (30/3/2020).

Anis mengaku melakukan pemantauan secara senyap sejak Januari 2020 guna mendapatkan informasi akurat untuk menyelamatkan Jakarta sebagai gerbang internasional.

“Kalau Jakarta tidak monitoring ini, tidak melakukan persiapan, habis Indonesianya. Kepada anak-anak saya nanti yang mereka tanya, ayah apa yang dikerjakan di periode itu?,” kata Anies.

Gubernur tersebut melanjutkan, dia sempat mendapatkan banyak sorotan lantaran dianggap menakuti publik dengan informasi Corona. tapi saat ini, masyarakat justeru sangat resah dan khawatir karena perkembangan Corona di Indonesia sangat cepat.

Jangan rileks hadapi Corona

Anies mengaku sudah meyakini bahwa pasien suspek Corona sudah ada sejak dia pertama kali melakukan pemantauan namun dia tidak punya kewenangan untuk memeriksa.

“Kalau kita rileks, angkanya akan lompat luar biasa. Oleh karena itu, kita tidak boleh rileks. Ini sangat serius. Kita pantau terus data berapa jumlah orang dalam pemantauan (ODP), berapa pasien dalam pengawasan (PDP). Data makin hari makin naik, saat itu pasti sudah ada kasus. Cuma kita tidak punya kewenangan untuk melakukan pemeriksaan lab dan lain-lain,” ungkapnya.

dia hanya bisa memberikan informasi kepada rumah sakit di Jakarta terkait ciri-ciri pasien yang terjangkit pneumonia Wuhan-sebelum berganti nama virus Corona.

“Apa yang dilakukan beritahu kepada semua rumah sakit tentang ancaman pneumonia Wuhan, ini indikasinya, orang-orang yang berpotensi seperti apa, orang-orang yang baru bepergian ke luar negeri. Ada tuh semua kriterianya dan sekarang kita kenal orang dalam pemantauan (ODP). Itu awal Januari kita kerjain,” kata dia.

Datangkan Pihak imigrasi

saat itu Anis sengaja mengundang pihak imigrasi karena ingin memenuhi teori pergerakan wanna asal Tiongkok yang tiba di Indonesia. karena menurutnya saat itu, orang-orang Tiongkok berpotensi menjadi pemicu penyebaran virus Corona itu di DKI Jakarta. “Kenapa kok ngundangnya imigrasi? Saya waktu itu ingin tahu siapa saja yang datang dari Tiongkok di Jakarta, saya ingin tahu mereka tinggal di mana, alamatnya di mana, tinggal ama siapa. Karena mereka adalah orang yang harus kita pantau, ini mau jagain Jakarta. Kalau mereka masuk ya periksa. Datanya tidak ada,” tuturnya.[viva]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan