Tanggapi Mendikbud Soal Sekolah Tatap Muka, Wagub DKI Tegaskan Peran Penting Masyarakat

Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Ahmad Riza Patria saat meninjau kawasan wisata Kota Tua, di Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Pinangsia, Jakarta Barat. (Foto: PPID DKI Jakarta)

IDTODAY.CO – Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mengizinkan sekolah tatap muka pada Januari tahun 2021 masih akan dikaji ulang oleh Pemprov DKI Jakarta. Kejadian tersebut akan di dasarkan pada fakta dan data perkembangan Covid-19, dan kesiapan berbagai SDM, sarana dan prasarana pendidikan.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria atau Ariza di Jakarta, Sabtu (21/11/2020).

“Sekolah dibuka, nanti kita akan kaji, akan teliti, dan bahas. Tentu ada mekanismenya, di internal kami akan bahas dengan dinas terkait, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan lain-lain. juga dengan para pakar, epidemiologi, dan sebagainya,” ujar Ariza sebagaimana dikutip dari beritasatu.com.

Ariza mengatakan, sejumlah hal perlu disiapkan agar sekolah tatap muka di tengah pendemi Covid-19 bisa dilaksanakan dengan aman. Persiapan tersebut, mulai dari regulasi, sarana dan prasana, para siswa atau pelajar dan juga orang tuanya.

“Kalau memang merasa sudah dimungkinkan, nanti kita sama-sama bahas, diskusikan, tentu dilihat situasi kondisinya apakah (sekolah) itu masuk zona merah atau tidak, apakah dimungkinkan, bagaimana sarana dan prasarana pendukungnya, regulasinya, fasilitasnya. Itu kan tidak sembarang buka atau tutup, boleh atau tidak boleh,” tutur dia.

Ariza mengakui bahwa tidak mudah memutuskan sekolah tatap muka dibuka kembali. Pasalnya, perkembangan Covid-19 masih dinamis, tidak hanya di Jakarta, tetapi hampir di seluruh Indonesia. Karena itu, kata dia, keputusan apapun yang diambil Pemprov DKI akan berdasarkan fakta dan data perkembangan Covid-19 di Jakarta.

Baca Juga:  Berharap Mahasiswa Ikut Bela Negara, Kemhan Jajaki Kerjasama dengan Kemendikbud

“Namun, yang penting kemampuan kita untuk menangani, mengendalikan di Jakarta sudah sangat baik. SOP-nya, regulasinya, SDM, petugas, fasilitas, semuanya di Jakarta ini alhamdulillah termasuk provinsi yang sangat baik dalam hal kesungguhan, keseriusan menyiapkan berbagai sarana dan prasarana fasilitas. Ini dibuktikan dengan angka kesembuhan tinggi dan kematian turun,” terangnya.

Akan tetapi, Ariza menegaskan bahwa partisipasi masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan sangat diperlukan untuk memotong mata rantai penyebaran Covid-19.

Namun, regulasi yang baik, aparat yang banyak dan penegakkan hukum penerapan protokol kesehatan akan menjadi faktor penting lainnya.

“Karena itu, kami selalu mengajak agar warga patuh dan taat, disiplin, dan tetap berada di rumah adalah tempat terbaik, sekalipun dimungkinkan pelonggaran, bukan berarti boleh keluar. Tetap berada di rumah, apalagi bagi anak-anak di bawah 9 tahun, orang tua di atas 60 tahun, tempat di rumah. Kita boleh keluar untuk hal yang sangat penting dan genting. Sejauh bisa dikerjakan di rumah, beribadah, bekerja, belajar, kerjakan di rumah,” pungkas Ariza.[beritasatu/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan