35 Ribu Lebih TKI Bakal Kembali Ke Tanah Air, Ini Kata Jokowi

Foto: Presiden Jokowi (Dok Biro Pers Setpres)

IDTODAY.CO – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh jajarannya memantau kedatangan  34 ribu lebih tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri yang akan kembali ke Tanah Air seiring dengan habisnya masa kontrak.

“Saya juga menerima laporan bahwa pada bulan Mei dan Juni ada kurang-lebih 34 ribu pekerja migran Indonesia kontraknya akan berakhir,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (11/5). Sebagaimana dikutip dari detik.com (11/05/2020).

Jokowi juga menyebut jumlah dan asal Para TKI tersebut yang meliputi beberapa provinsi di Indonesia. Seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali.

“Dan mereka berasal dari Jatim ada 8.900 kurang-lebih, dari Jateng 7.400, dari Jabar 5.800, dari NTB 4.200, dari Sumut kurang-lebih 2.800, dari Lampung 1.800, dan 500 orang dari Bali,” katanya.

Selanjutnya Jokowi meminta para jajarannya agar mengawal proses kedatangan pekerja migran itu di tiap-tiap pintu masuk. Serta memantau pergerakan mereka hingga ke daerah masing-masing.

“Ini agar betul-betul diantisipasi, ditangani atas proses kedatangan mereka di pintu masuk yang telah kita tetapkan dan juga diikuti pergerakan sampai ke daerah,” sebut Jokowi.

Baca Juga:  Jokowi Ingatkan Agar Hati-Hati Klaster Corona Perkantoran, Keluarga, dan Pilkada

“Saya kira kita melihat untuk jalur udara dua pintu masuk di Soekarno-Hatta dan Bandara Ngurah Rai, kemudian untuk ABK kapal pesiar juga di Benoa, Bali, Tanjung Priok, dan juga pekerja migran dari Malaysia lewat Batam dan Tanjung Balai,” tuturnya.

Tidak hanya itu, Jokowi meminta agar protokol kesehatan yang ketat diberlakukan kepada mereka yang akan tiba. Dia juga meminta agar disiapkan tempat karantina hingga rumah sakit darurat.

“Sekali saya tegaskan agar diberlakukan protokol kesehatan yang ketat dengan memobilisasi sumber daya yang kita miliki. Dan juga dipastikan kesiapan tempat karantina, rumah sakit rujukan bagi para pekerja migran kita tersebut,” ungkapnya.

“Saya lihat terutama kesiapan SDM yang terlatih perlu lebih diperhatikan juga berkaitan dengan masalah di alat pengujian yang masih kurang, terutama di reagen PCR, RNA,” sambungnya.[Aks]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan