Amien Rais: Tidak Boleh Presiden Terjebak Pada Mentalitas ‘Koncoisme’

Rakernas V PAN yang digelar di Hotel Milennium, Tanah Abang, Jakarta pada Sabtu (7/12/2019), sempat ricuh. Amien Rais ajak kader istighfar tiga kali. (Foto: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

IDTODAY.CO – Perjalanan demokrasi Indonesia pada zaman pemerintahan Presiden Joko Widodo disorot oleh politikus senior Amien Rais. Menurut Amien, demokrasi di era Jokowi bukan semakin baik, tapi semakin menjauh.

“Tidak berlebihan bila saya katakan hasil pembangunan politik di masa Pak Jokowi telah memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Kecurigaan dan ketakutan terhadap umat Islam yang kritis dan korektif terhadap rezim begitu jelas kita rasakan. Kriminalisasi dan demonisasi, dan persekusi terhadap para ulama yang amar ma’ruf nahi munkar telah menjadi rahasia umum,” ucap Amien dalam siaran di akun media sosialnya berjudul ‘Bangsa Indonesia Dibelah’ , Rabu (12/8). Sebagaimana dikutip dari detik.com (12/08/2020).

Baca Juga:  Soal Kartu Prakerja, Gerindra Desak KPK Lakukan Pengejaran: Jangan Sampai Pak Jokowi Ditipu Sama Anak Kecil

Amien menyebut, Jokowi hanya mementingkan sebagian kelompok dan abai terhadap kelompok lain. Sikap itu, diistilahkan oleh Amien sebagai ‘koncoisme,’ konco dalam bahasa Jawa berarti teman.

“Sebagai presiden, seharusnya Pak Jokowi berpikir, bekerja dan terus berusaha agar tidak menjadi pemimpin partisan membela sekitar separuh anak bangsa, tetapi menjauhi, bahkan kelihatan memusuhi, bahkan separuh anak bangsa yang lain. Politik partisan semacam ini tidak bisa tidak, cepat atau lambat membelah bangsa Indonesia. Tidak boleh seorang presiden terjebak pada mentalitas koncoisme,” ujar Amien.

Baca Juga:  Cak Imin: Presiden Jokowi dan ASN Harus Netral di Pemilu 2024

Amien menggambarkan demokrasi di era Jokowi dengan politik belah bambu. Yaitu, demokrasi yang memihak salah satu kelompok dan menjatuhkan kelompok yang lain.

“Sampai sekrang penyakit politik bernama partisanship itu tetap menjadi pegangan rezim Pak Jokowi dalam menghadapi umat Islam yang kritis, terhadap kekuasaannya. Para buzzer bayaran, dan para jubir Istana di berbagai diskusi atau acara di banyak stasiun televisi semakin menambah kecurigaan banyak kalangan teradap politik Jokowi yang beresensi politik belah bambu. Menginjak sebagian dan mengangkat sebagian yang lain,” ujar Amien.[detik/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan