Analisis Abraham Samad: Djoko Tjandra Berhasil ‘Membeli’ Nasionalisme Seseorang

Mantan Ketua KPK Abraham Samad bersama Koalisi Masyarakat Sipil memberi keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan pimpinan KPK di Jakarta, Jumat (3/5/2019). Dalam pertemuan tersebut Abraham Samad memberi dukungan kepada pimpinan KPK untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di internal KPK. ANTARA FOTO/Reno Esnir/nz.

IDTODAY.CO – Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad ikut menyoroti keberhasilan buronan kasus Cessie Bank Bali Djoko Tjandra kabur dan keluar masuk Indonesia. Menurutnya, keberhasilan tersebut dikarenakan an-nur punya sesuatu yang bisa membeli nasionalisme seseorang.

Pernyataan tersebut disampaikan Abraham Samad melalui akun twitternya @AbrSamad, Rabu (29/7).

Abraham Samad mengaku mendapatkan banyak pertanyaan terkait leluasanya Djoko Tjandra keluar masuk Indonesia tanpa harus melewati ketatnya prosedur keimigrasian..

“Satu diantara banyak jawaban di kepala saya, DC (Djoko Tjandra) memiliki sesuatu yang bisa “membeli” nasionalisme seseorang, dan itu adalah uang,” kata Samad sebagaimana dikutip dari RMOL (30/7/2020).

Terkait hal tersebut, Abraham Samad menilai Joko Tjandra berhasil membeli berbagai jaringan elit dan penegak hukum untuk membantunya keluar masuk Indonesia tanpa terdeteksi sebagai seorang buronan.

“Dengan uang itu, dia membeli koneksi ke beberapa elite agar dibantu. Dan para elite ini bukan tidak tahu siapa JC (Djoko Tjandra) itu, mereka tahu, tapi mereka sengaja menjadi pemain di belakang layar untuk membantu kepentingan JC (Djoko Tjandra) di INA (Indonesia). Termasuk penegak hukum,” urai Samad.

Baca Juga:  Diabaikan KPK, Ombudsman Buka Opsi Jemput Paksa Firli Bahuri Cs Terkait Pencopotan Brigjen Endar Priantoro

bahkan, Abraham Samad menilai kemudahan Djoko Tjandra mendapatkan e-KTP hanya merupakan hilir dari bobroknya imigrasi yang memberikan kemudahan bagi dirinya.

“Imigrasi kecolongan, atau memang sebagai kecolongan. Tidak mungkin Djoko Tjandra bisa masuk tanpa melewati keimigrasian. Untuk bisa lolos, harus ada orang yang membantu, dan dia bukan orang biasa,” urai Samad.[rmol/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan