IDTODAY.CO – Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K. Harman menanggapi cuitan Mahfud MD terkait Elga it buronan Cessie Bank Bali Djoko Tjandra. Menurutnya, polemik yang telah memakan korban para petinggi polri tersebut bukan masalah akrobat terpidana melainkan perlakuan istimewa pejabat negara kepada terdakwa.

Anggota Komisi III DPR itu sangat menyayangkan euforia negara pasca penangkapan Djoko Tjandra setelah sebelumnya main “cilukba” dengan yang bersangkutan.

“Ribut-ribu kita bukan soal akrobat Jokcan sejak 2009 lalu, tapi tentang negara yang gelar karpet merah untuk Jokcan, tentang lumpuhnya negara, tentang diamnya Presiden, tentang teman-teman yang mengawalnya masuk-keluar ke tempat persembunyian,” ujar Benny K. Harman melalui akun Twitter pribadinya @BennyHarmanID,  sebagaimana dikutip Suara.com, Sabtu (1/8).

“Lalu negara pesta pora-sujud Jokcan ditangkap? Ci Luk Ba. Liberte!” tambahnya.

Sebelumnya, Menko Polhukam, Mahfud MD mengatakan, tidak ada sandiwara hingga main “cilukba” dalam penangkapan Djoko Tjandra.

“Awalnya ada yang bilang pemerintah bersandiwara mau menangkap Joko Tjandra. Toh dia diberi karpet merah. Ada yang bilang pemerintah hanya main ‘cilukba’. Ada yang bilang, ini hanya ribut sebulan dan setelah itu kasusnya dilupakan orang. Akrobat hukum Djoko Tjandra itu dimulai tahun 2009,” kata dia lewat @mohmahfudmd beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Minta Semua Elemen Bangsa Kerja Keras, Menko Polhukam: Kita di Ambang Resesi!

Nahkoda kemudian menegaskan bahwa Joko Chandra telah mengetahui bahwa dirinya akan mendapatkan vonis hukuman sebelum ada keputusan dari pengadilan.

“Tahun 2009 kita sudah dikerjain oleh mafia hukum, sebab Djoko Tjandra bisa tahu akan divonis 2 tahun dan lari sebelum hakim mengetokkan palu. Siapa yang memberi karpet kepada dia saat itu sehingga bisa kabur sebelum hakim mengetukkan vonisnya? Limbah mafia ini sudah lama ada, perlu kesadaran kolektif,” kata Mantan Menteri Pertahanan tersebut.[suara/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan