IDTODAY.CO – Kemarahan Jokowi dihadapan menteri-menterinya pada 18 Juni 2020 kemaren terus mendapat sorotan dari berbagai pihak.  Tak terkecuali Ernest Prakasa. Ia menilai bahwa tindakan tersebut merupakan aksi yang sudah direncanakan untuk menarik perhatian publik.

“Jujur gw udah mati rasa liat presiden marah-marahin menteri. Lebih terkesan kayak publicity stunt,” tulis Ernest di Twitternya pada Senin, 29 Juni 2020. Sebagaimana dikutip dari tempo.co (30/06/2020).

Tidak sedikit yang memberi pujian terhadap Jokowi karena secara tegas memarahi bawahannya. Akan tetapi menurut Ernest agar sebaiknya jangan memberikan pujian terlebih dahulu sebelum terlihat hasil nyatanya. “Mending nunggu sesuatu yang riil, baru kasih apresiasi,” tulisnya.

Banyak sekali yang memberi tanggapan terhadap cuitannya itu dengan andangan yang sama, seperti Okky Madasari yang sependapat dengan Ernest. “Setuju. Strategi publikasi marah-marah itu basi. Dari Bu Risma, Zumi Zola, sampai Pasha Ungu,” tulis Okky. Kemudian salah satu netizen berkomentar. “Ahok gak disebut Bu,” tulis akun @Abughifari7. Melihat itu Okky langsung meralatnya. “Ah ya.. kelupaan,” tulis Okky.

Selain itu, ada juga netizen yang meragukan video kemarahan Jokowi kepada bawahannya pada 18 Juni 2020 kemarin,  karena baru diunggah setelah 10 hari setelah kejadian.

Baca Juga:  ICW: Rezim Jokowi Pandai Bersolek Agar Terlihat Bagus

 “Itu video 18 Juni 2020. Sekarang 29 Juni, keadaan masih sama saja. Apakah marah-marah itu cuma buat …….,” tulis akun @firmnsy4h. “Gue ngak percaya sedikitpun, marah aja pakai teks, dan nunggu 10 hari untuk proses editing video supaya kemarahan itu launching. Marah mah marah aja, nggak pakai nunda dan teks kali,” tulis akun @Agung_Renjana.

Ernest kemudia me-retweet cuitan Okky mengenai prinsip dasar kepemimpinan. “Prinsip dasar kepemimpinan: memuji secara terbuka keberhasilan anak buah, memarahi anak buah secara tertutup, bertanggung-jawab atas kesalahan seluruh tim,” tulis Okky.[aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan