BNPB Akui Data Suspect Korona Rilis Pemerintah Tidak Sesuai Kenyataan di Daerah

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo. (Foto: Gatra.com)

IDTODAY.CO – Data suspect Corona antara rilis reami pemerintah pusat dengan kenyataan di daerah tidak sama. Penyebabnya adalah ketersediaan data Kemenkes yang menjadi rujukan dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 yang tidak memadai. Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo.

“Kami dapat feeding data dari Kemenkes terbatas jadi kami belum bisa menghasilkan data yang sangat lengkap atau terbuka,” katanya dalam diskusi virtual Bersama Melawan Covid-19 seperti yang ditayangkan kanal YouTube Energy Academy Indonesia, Minggu 5 April 2020.

Baca Juga:  PN Makassar Vonis 4 Bulan Penjara Terhadap 13 Penjemput Paksa Jenazah

Agus Wibowo menjelaskan strategi BNPB dengan membuat aplikasi lawan COVID-19 sebagai pusat penampungan data terkait kasus suspek Corona sesuai data riil di lapangan.

“Kami kerahkan banyak tenaga baik dari BNPB, BPBD, termasuk militer dan polisi untuk entry data di seluruh Indonesia dan nanti connect ke aplikasi,” urainya sebagaimana dikutip dari Tempo.co (6/4/2020).

Pada dasarnya, Agus Wibowo tidak mengetahui pangkal permasalahan yang menyebabkan tidak singkronnya data suspect Corona pusat dan daerah. Demikian juga BNPB hanya menjadi petugas entry data Corona dan tidak bisa melakukan publikasi pada publik.

Baca Juga:  WHO Prediksi Vaksin Covid-19 Akan Tersedia di Akhir 2021

“Kami punya data dua-duanya. BNPB kumpulkan data dari daerah dan Kemenkes, kami sandingkan. Tapi karena jubirnya Pak Yuri, jadi apa yang disampaikan Pak Yuri itu yang kami publikasikan,” ungkapnya.

Ainun Najib, Penggagas Kawal COVID-19, meminta pemerintah transparan terkait data sesuai Corona demi meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan menaikkan kepercayaan pada pemerintah.

Menurutnya kasus positif suspek korona di Indonesia pasti lebih besar daripada data rilis resmi pemerintah. Alhasil, ketika data tidak dikeluarkan ke publik secara jelas akan membuat masyarakat menjadi kurang waspada.

“Jangan-jangan masyarakat menyangka (wabah Corona) sudah landai,” tegas Ainun.[brz]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan