Bos ILC Karni Ilyas Blak-blakan Sindir Lucu Pelonggaran PSBB Mahfud MD, Beda dengan Anies Baswedan

Malam ini, Selasa (14/4/2020), Live Streaming ILC TV One kembali hadir menyapa pemirsa. Karni Ilyas akan mengupas habis masalah PSBB di tengah pandemi Virus Corona atau covid-19. (Foto: tribunnews.com)

Bos ILC Karni Ilyas blak-blakan sindir lucu pelonggaran PSBB Mahfud MD, beda dengan Anies Baswedan.

Rencana pelonggaran atau relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB yang disampaikan Menkopolhukam Mahfud MD menuai pro dan kontra.

Bos Indonesia Lawyers Club atau ILC, Karni Ilyas pun menyorot rencana tersebut.

Karni Ilyas menyebut semangat relaksasi Mahfud MD berbeda dengan sejumlah kepada daerah, contohnya dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Pimpinan redaksi tvOne, Karni Ilyas angkat bicara soal wacana relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah.

Karni Ilyas menyatakan wacana itu tak selayaknya dilakukan untuk menangani penyebaran Virus Corona.

Apalagi, menurut dia masyarakat kini sudah begitu siap menghadapi perpanjangan PSBB.

Hal itu disampaikan Karni Ilyas melalui tayangan YouTube tvOneNews, Senin (4/5/2020).

Pada kesempatan itu, mulanya Karni Ilyas menyinggung soal kisruh data penerima bantuan sosial (bansos) bagi warga tewrdampak Virus Corona.

Ia pun menyoroti aksi pemotongan bansos yang terjadi di sejumlah wilayah.

“Jadi data ini yang kita lemah selama ini dan itu juga ditambah lagi saya dengar ada pemotongan di wilayah Tangerang oleh RT,” kata Karni Ilyas.

“Ini yang jadi ramai lagi, di Depok juga ada. Kalau di Depok katanya dipotong karena banyak warganya yang tidak kebagian.”

“Jadi yang kebagian dipotong lagi agar bisa diratakan,” sambungnya.

Karni Ilyas mengatakan, setiap kepala daerah berkewajiban menjaga bansos agar benar-benar sampai ke warga yang membutuhkan.

“Dan tentu saja di daerah lain banyak kejadian ini, tapi yang penting sekali itu bagaimana setiap kepala daerah menjaga bantuan sosial itu bisa lancar,” kata dia.

Melanjutkan penjelasannya, Karni Ilyas lantas menyinggung soal wacana relaksasi PSBB yang dicanangkan pemerintah.

Ia menilai, wacana tersebut merupakan hal yang lucu karena masyarakat kini justru mulai serius menaati aturan PSBB.

“Tapi yang saya dengar ada lagi wacana bahwa PSBB udah enggak diutuhkan, mau relaksasi dari pemerintah pusat,” terang Karni Ilyas.

“Bagi saya agak lucu kalau ini terjadi sementara kita selama ini udah serius sekali mau PSBB.”

Lebih lanjut, Karni Ilyas pun menyoroti perpanjangan PSBB di wilayah DKI Jakarta.

Karni Ilyas mengatakan, wacana relaksasi itu bertentangan dengan langkah PSBB yang ditempuh sejumlah daerah.

“Bahkan diperpanjang di DKI 2 minggu lagi setelah 2 minggu pertama,” ucap Karni Ilyas.

Baca Juga:  Mahfud MD ‘Terjebak’ Manuver Politik Denny Indrayana dalam Isu ‘Bocoran’ Putusan MK

“Dan daerah juga baru akan mulai, lah kok ada wacana di pusat katanya relaksasi.”

“Artinya dikurangi keketatan PSBB,” tandasnya.

Mahfud MD Sebut PSBB Berhasil

Di sisi lain, sebelumnya Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menilai kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah telah berhasil.

Menjadi narasumber di acara Kompas Petang yang ditayangkan oleh Kompas TV pada Minggu (3/5/2020), Mahfud MD lantas mengungkap hal-hal baik terkait penyebaran Virus Corona.

Mulanya, Mahfud MD mengaku anjuran jaga jarak termasuk perpindahan orang dari satu kota ke kota lain sudah berhasil.

“Pertama kampanye pemerintah ya untuk physical distancing nampaknya berhasil.”

“Kemudian penghambatan-penghambatan orang masuk ke suatu daerah terutama yang PSBB itu berhasil,” ujar Mahfud.

Menurutnya, aparat keamanan juga berhasil membuat masyarakat untuk tetap di dalam rumah.

Lalu, Mahfud MD mengatakan bahwa ada penurunan kasus Virus Corona di Indonesia.

“Pelaksanaan PSBB relatif berhasil, tinggal di rumah juga berhasil dan penegakan oleh aparat kepolisian nampaknya juga cukup berhasil di beberapa tempat.”

“Sehingga secara umum mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir ini,” ucapnya.

Baca Juga:  Menko Polhukam Akan Kumpulkan Menteri-Kepala Daerah Bahas Inpres Protokol COVID-19

Mendengar hal tersebut, presenter lantas menyinggung 4 provinsi itu tidak ada yang berasal dari Pulau Jawa.

“Kalau dilihat 14 provinsi itu hanya ada di Sumatera sejumlah provinsi, dan juga Indonesia Tengah, Indonesia Timur, sedangkan di Pulau Jawa tampak belum tuh Pak Mahfud?” tanya presenter.

Menanggapi hal tersebut Mahfud MD menegaskan PSBB tetap berdampak positif di Pulau Jawa.

Pasalnya kesembuhan di Pulau Jawa meningkat dan kasus kematian menurun.

“Yang di luar Jawa itu kan yang kemudian 0 pertumbuhan, tetapi yang kemudian meningkat kesembuhan, turunnya angka kematian itu kan terjadi di Jawa, di Jakarta juga kan terjadi,” jawab Mahfud.

“Meskipun kadang kala naik lagi itu, tetapi penurunannya nampaknya berkisar di angka-angka itu juga,” lanjutnya.

Ia menambahkan bahwa rapid test kini sudah banyak dilakukan di banyak daerah.

“Iya tentu saja dilakukan di mana-mana sekarang, karena sekarang alatnya sudah ada.

Bahkan sekarang sudah kalau di kantor-kantor di tempat-tempat perusahaan orang kalau bertemu orang di rapid test dulu meskipun sudah di rapid test hari sebelumnya,” sambungnya.

Sumber: Tribunnews.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan