Bulan Depan Kementan Produksi Massal Kalung Antivirus Corona

Kalung Antivirus Corona produksi Kementerian Pertanian.(Foto: LAMAN KEMENTERIAN PERTANIAN)

IDTODAY.CO – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbangtan) sedang mengembangkan kalung antivirus Corona. Kalung tersebut berbahan eucalyptus atau kerap disebut juga pohon kayu putih.

Akan tetapi, bukan sembarang pohon kayu putih yang bisa dijadikan sebagai obat anti virus Corona. dari 700 jenis tanaman kayu putih hanya ada satu yang diklaim bisa mematikan virus ganas asal Wuhan China tersebut.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Syahrul usai bertemu dengan Menteri PUPR di Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat 3 Juli 2020.

 “Bulan depan ini sudah dicetak, diperbanyak,” kata katanya sebagaimana dikutip dari viva.co.id (4/7/2020).

Baca Juga:  Sandi Minta Pemerintah Pertimbangkan Kembali Wacana New Normal

Dalam pertemuan tersebut, Syahrul nampak memakai kalung tersebut bersama dengan para jajarannya. Bahkan, saat itu menteri PUPR Basuki Hadimuljono terlihat memasangkan kalung tersebut pada salah satu awak media.

“Jadi ini bisa membunuh, kalau kontak 15 menit dia bisa membunuh 42 persen dari Corona. Kalau dia 30 menit maka dia bisa 80 persen. Ini ada roll-nya. Kalau kita kena iris pisau, berdarah, kasih ini bisa tertutup lukanya,” urai Syahrul.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan sinergitas perencanaan antara 2 kementerian tersebut dilakukan demi mengembangkan food estate yang modern di provinsi Kalimantan Tengah.

 mengatakan, sinergi perencanaan infrastruktur irigasi dan pertanian yang dilakukan antara Kementerian PUPR bersama Kementan bertujuan untuk mengembangkan food estate modern di Provinsi Kalteng.

“Jadi kita memang fokusnya untuk menyiapkan food estate yang modern, sehingga nantinya tidak hanya dimanfaatkan saat produksi tetapi juga pascaproduksi,” ucap Menteri Basuki.

Terkait hal tersebut, Basuki Hadi Mulyono mengatakan, kementriannya akan memberikan dukungan berupa water management melalui rehabilitasi dan peningkatan saluran dan jaringan irigasi, baik mulai irigasi primer, sekunder, tersier maupun kuarternya.

Sedangkan Kementan akan memposisikan diri untuk menyiapkan agriculture practice, seperti penyiapan saluran cacingan, cetak sawah, pupuk, bibit, hingga pascaproduksi.

“Kementerian PUPR dan Kementan sudah sepakat bekerja pada tahun 2020 untuk memprioritaskan lahan seluas 28.000 hektare. Karena musim tanamnya adalah bulan April – September dan Oktober-Maret. Untuk itu, kami mempersiapkan untuk musim tanam Oktober-Maret,” ucap Basuki.

Untuk diketahui, Pertemuan kedua Menteri Kabinet Indonesia Maju itu juga dalam rangka sinergi program pengembangan food estate di kawasan aluvial pada lahan Eks-Pengembangan Lahan Gambut (PLG) di Provinsi Kalimantan Tengah. Program ini diharapkan menjadi lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa dan menjadi salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020 – 2024.[viva/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan