Dari Cleaning Service Jadi Panglima Pasukan Perang TNI, Yuk Simak Kisahnya!

Mayjen TNI (Purn.) Daniel Ambat (kedua dari kanan)/Youtube

IDTODAY.CO – Nasib seseorang di masa depan tidak ada siapapun yang mengetahui. bisa saja mereka yang hidup menderita hari ini akan menuai sukses di hari berikutnya. Demikian sebaliknya, mereka yang sukses hari ini, malah terjerambab pada jurang kegagalan di hari esok.

Hal itu tergambar dalam biografi Mayjen TNI (Purn.) Daniel Ambat. Seorang yang di masa mudanya pernah hidup sebagai cleaning service berhasil menjadi jenderal TNI di hari berikutnya.

Baca Juga: Aa Gym: Kenikmatan Bisa Jadi Ujian Paling Berbahaya

Keterangan tersebut dikutip dari VIVA Militer yang diambil dari buku “Perjuangan Menggapai Mimpi, dari Cleaning Service Hingga Kursi Panglima”.

Buku tersebut mengisahkan sosok seorang Daniel yang pernah hidup miskin hingga menyandang titel jenderal bintang dua TNI Angkatan Darat.

Semangat untuk mengubah nasib mendongkrak motivasi seorang Daniel yang di masa mudanya pernah menjadi seorang cleaning service. Daniel pun memutuskan untuk menempuh pendidikan militer di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI), atau yang sekarang Akademi Militer (Akmil), hingga akhirnya berhasil lulus pada 1983.

Setelah menyelesaikan pendidikan militernya, Daniel pun menjadi salah satu perwira muda di satuan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Pada 2003 silam, Daniel bahkan dipercaya memimpin pasukan paling elite di jajaran Kopassus, Detasemen 81 Kopassus atau Sat-81/Penanggulangan Teror (Gultor) dengan pangkat Kolonel TNI.

Baca Juga: Kasihan, Seorang Bocah Bersandar di Lampu Lalu Lintas Sambil Pakai Maskot

Daniel memiliki peran penting dalam operasi pembebasan sandera warga keturunan Jawa di Papua. Saat itu, dia masih berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) TNI dan menjabat sebagai Komandan Satuan Tugas (Satgas) Intel Kopassus,

Seorang warga keturunan Jawa itu disandera oleh anggota Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Organisasi Papua Merdeka (OPM), di Kabupaten Keerom, perbatasan RI-Papua Nugini (PNG).

Sebagai seorang perwira dengan kemampuan tempur dan intelijen, Daniel berhasil membebaskan sandera tanpa adanya perlawanan dari pihak OPM. Daniel hanya berkirim surat kepada seorang pemimpin OPM, yang pada akhirnya mau membebaskan sandera.

Bahkan, Daniel mampu membuat pentolan OPM itu menangis sambil memeluknya dan berjanji akan kembali ke pangkuan NKRI.

Beberapa jabatan lain di militer yang pernah berada dalam genggaman Daniel diantaranya, Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 172/Praja Wira Yakthi (PWY), Inspektur Komando Daerah Militer (Irdam) Jayakarta/Jaya, dan Kepala Staf Kodam XVII/Cenderawasih.

Pria asli Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara ini kemudian dipercaya memegang amanah sebagai Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) 1/Kostrad, menggantikan posisi Mayjen TNI Harri Purdianto. Pangkatnya-pun naik menjadi bintang dua atau Mayor Jenderal (Mayjen) TNI pada 2012 silam.

Jabatan terakhir yang digenggam Daniel adalah Staf Khusus Kepala Staf TNI Angkatan Darat dan berpindah tugas ke Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad) pada 2014.

Baca Juga: Benarkah Mike Tyson Tanam Ganja Untuk Tujuan Mulia? Yuk Simak Pengakuannya!

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan