Demo di Gedung Sate, Pemuda Bandung Desak Pilkada Serentak Ditunda

Puluhan orang yang tergabung Barisan Aksi (Barak) Pemuda dan Mahasiswa menggelar demonstrasi mendesak ditundanya Pilkada Serentak di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (13/11/2020).(Foto: liputan6.com)

IDTODAY.CO – Demonstran tergabung Barisan Aksi Barak Pemuda dan Mahasiswa menggelar unjuk rasa di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (13/11/2020).  Aksi itu digelar menuntut agar Pilkada serentak 2020 ditunda.

Mereka menilai penyelenggaraan pilkada ditengah pandemi memiliki resiko penularan yang tinggi. Massa aksi yang terdiri dari puluhan orang ini berjalan ke Gedung Sate dengan membawa spanduk berisi tuntutan untuk menunda Pilkada serentak.

Dalam aksi itu, mereka membawa kotak serupa kotak suara yang melambangkan diperbolehkannya Pilkada, namun larangan untuk kegiatan lainnya yang cenderung lebih aman. “Di sini kita menuntut keadilan, hari ini kita tahu pendidikan ditutup, ini seperti mau membodohkan. Yang kedua, kita tahu kegiatan atau kompetisi olahraga seperti sepakbola tidak diizinkan, padahal kita tahu sepakbola digelar tanpa penonton,” ujar Koordinator Aksi Hagi Rizky. Sebagaimana dikutip dari detik.com (12/11/2020).

“Pilkada serentak tetap berjalan, sangat aneh. Sangat tidak adil, kalau mau tunda-tunda semua, kami bukan mau menggagalkan tapi menunda. Demi keadilan, ini adalah gerakan moral dari teman-teman pemuda, kita berangkat dari situ,” ujarnya menambahkan.

Hagi mengaku Heren, sebab ditengah pandemi ini, terlihat sejumlah politisi mengumpulkan massa dalam jumlah banyak.

“Jelas bisa dilihat, karena saya memiliki kontak dari para pejabat atau bisa dibilang orang-orang partai, yang mana mereka melakukan kegiatan yang mengumpulkan orang dalam jumlah banyak. Mereka melakukan deklarasi secara rapat-rapat (tak menjaga jarak), apakah Corona pilih kasih dalam menyebarkan virusnya?” tuturnya.

Baca Juga:  Massa Mahasiswa Tolak Omnibus Law Hendak Blokir Tol Pasteur, Aparat Amankan 8 Penanggung Jawab Aksi

“Corona tidak pilih kasih, pendidikan sebenarnya lebih enak dan mudah dikontrolnya karena dari kehadiran siswa bisa dibagi dua dalam satu kelas. Itu lebih gampang dalam mengontrol itu,” ujar Hagi menambahkan.[detik/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan