IDTODAY.CO – Beberapa survei menunjukkan penurunan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik. hal tersebut dikawatirkan berpotensi terhadap Peningkatan praktik politik uang di waktu pemilu.

“Rendahnya identitas kepartaian menunjukkan rendahnya kedekatan masyarakat dengan parpol secara ideologis. Hal ini berisiko memunculkan praktik politik uang karena kebutuhan memilih masyarakat bukan atas dasar keterwakilan ideologi, namun materi,” ujar dosen Departemen Politik Pemerintahan Universitas Diponegoro Jawa Tengah, Dr. Fitriyah dalam sekolah demokrasi LP3ES, sebagaimana dikutip dari RMOL, Jumat (21/8).

Baca Juga:  Tolak Rayuan Pimpin Parpol, Gatot Nurmantyo: Saya Memilih jadi Milik Publik saja

 Fitriyah menyampaikan rendahnya kedekatan parpol dengan masyarakat menghambat dinamika demokratisasi politik lokal.

“Hal ini karena kebutuhan masyarakat terhadap parpol bukan lagi kebutuhan ideologi melainkan materi, maka melahirkan fenomena bossism, local strongmen dan politik dinasti,” ujarnya.

Menurut mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah Provinsi Jawa Tengah ini, orientasi partai politik terhadap materi juga memengaruhi proses rekruitmen kandidat. Salah satu contohnya, ada kecenderungan, parpol tidak selalu mencalonkan kader lama, namun lebih sering kader baru bahkan bukan kader sebagai calon pemimpin daerah.

Baca Juga:  Relawan Tidak Ingin Jokowi Pilih Menteri Dari Parpol Saat Reshuffle

“Pilihan ini atas dasar seberapa besar kekayaan yang dimiliki oleh kandidat tersebut, akhirnya oligarki merebut ruang partisipasi publik,” urainya.

“Oleh karena itu, tipe partai di Indonesia berubah menjadi tipe catch-all dalam konteks elektoralisme. Tipe parpol tersebut tidak memiliki ciri ideologi memudar, orientasi lebih kepada pemenangan pemilu dan organisasi tidak mengakar,” pungkasnya.[rmol/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan