Sakit asma yang diderita mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari beberapa waktu terakhir sedang kambuh. Siti Fadilah yang sekarang sedang menjalani hukuman di penjara Pondok Bambu, Jakarta Timur, juga mengalami sedikit batuk.

“Kabar hari ini (dalam wawancara beberapa hari lalu) saya sedang sakit asma saya kambuh dengan batuk-batuk sedikit. Tapi tidak panas,” kata Siti Fadilah dalam korespondensi dengan AKURAT.CO yang dikutip oleh IDTODAY.CO. Siti Fadilah menjawab pertanyaannya dengan cara mendiktekannya kepada teman sekamar.

Siti Fadilah tidak dapat menutupi kekhawatiran di tengah penyebaran Covid-19.

Dia mengatakan di bloknya ada 50 warga binaan pemasyarakatan yang terkait Covid-19, sebagian sudah dirujuk ke rumah sakit darurat Wisma Atlet, Jakarta Pusat, sebagian lagi masih tinggal di rumah tahanan Pondok Bambu sebagai orang dalam pemantauan.

“Ya bukan khawatir lagi, sekarang ini ada 50 orang WBP terkena corona dan itu ada di blok saya. Sebagian dirujuk ke Wisma Atlet, sebagian ada di sini sebagai ODP,” kata dia.

Baca Juga:  Ya Allah... Sudah 6 Dokter Gusus Terdepan Gugur Karena Virus Corona

Menjawab pertanyaan mengenai bagaimana menerapkan protokol kesehatan di dalam penjara, Siti Fadilah mengatakan: “Kalau saya bisa menerapkan protokoler pandemik dengan betul, maka saya sudah dirumahkan karena saya sekarang sebagai ODP (orang dalam pengawasan), umur 70 tahun dengan risiko tinggi.”

Tapi, kata dia, pimpinan Kementerian Hukum dan HAM tidak memberi kebijakan isolasi mandiri di rumah atau dirumahkan. Padahal, napi lainnya yang umurnya lebih dari 60 tahun sudah dipulangkan atau menjadi tahanan rumah.

“Pemerintah telah melanggar HAM. Orang tua umur 70 tahun dengan hipertensi dengan diabet, dibiarkan di dalam zona merah gara-gara Peraturan Pemerintah 99. Apakah PP 99 itu tidak kenal HAM?” kata Siti Fadilah.

PP Nomor 99 Tahun 2012 terkait pemberian pemotongan hukuman, pembebasan bersyarat, dan hak-hak lain bagi narapidana kasus korupsi, narkotika, dan terorisme,

“Oke kalau PP 99-nya tidak kenal HAM apa ya pejabat negara tidak kenal HAM? Dan dari Kemenkumham sampai ke jajarannya tidak melihat segi kemanusiaannya? Aneh kegawatan kesehatan masyarakatnya tidak digubris. Jadi negara ini setengah-setengah menghadapi Covid,” kata Siti Fadilah.

Baca Juga:  Mahfud MD Sebut Korban Kecelakaan Jauh Lebih Banyak Ketimbang Korban Covid, Fadli Zon: Kasihan Gelar Profesornya

Dalam surat yang ditujukan kepada sahabat karibnya beberapa waktu yang lalu, Siti Fadilah mengungkapkan perasaan kesal dan sedih karena hanya bisa menyaksikan perkembangan demi perkembangan negeri ini dari balik tembok penjara.

“Aduh saya kesel saya ada di sini dikungkung tembok penjara yang dingin. Saya tahu apa yang terjadi di luar sana. Penjahat-penjajat tu berulah lagi. Kali ini China yang dikerjain dan juga Amerika. Ketika bulan Agustus 2019 ada jutaan babi yang mati di negeri China saya mengira akan terjadi suatu pandemik. Dan benar pada pertengahan Desember 2019 ada pasien yang diduga terjangkit virus dari kelelawar. Hal ini berlanjut dengan korban yang berjatuhan. WHO datang pada tanggal 30 Januari untuk.menetapkan menjadi PHÈIC (Public Health International Emergency) yang tujuannya tidak jelas. Korban semakin banyak. Virus seperti apa? Tidak ada yang menanyakan. Sesuaikah morphologi virus dengan karakternya yang demikian dahsyatnya? Kemudian WHO menetapkan pandemik dengan dasar yang tidak jelas,” kata Siti Fadilah.

Baca Juga:  Per 01 Oktober, Kasus Baru Covid-19 Tambah 4.174, ini Sebarannya

Siti Fadilah mengaku menangis ketika melihat dunia kehilangan momentum untuk menghindar dari bencana.

Siti Fadilah sudah 3,5 tahun menjalani hukuman di dalam penjara. Tetapi dia menegaskan hal itu tidak pernah mengendurkan semangat untuk cinta bangsa dan negara.

“Oh iya, ada yang berubah,–yaitu saya telah bertambah tua, rambut semakin memutih dan saya sudah berhijab. Dulu saya tidakberhijab karena belum sadar dan sekarang sadar karena lebih dekat dengan Allah SWT, Dialah yang tahu apa yang saya rasakan. Dialah pembimbingku ketika saya bimbang. Indi, dia jaga nyala lilin yang ada dihatiku agar tidak redup tertiup angin. Dia adalah harapan,” kata Siti Fadilah.

Sumber: akurat

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan