IDTODAY.CO – Meskipun partai gerinda telah masuk koalisi pemerintahah, namun Politikus Gerindra Fadli Zon masih mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi). Fadli mengaku tidak pernah ditegur Ketua Umum (Ketum) Gerindra Prabowo Subianto secara langsung.

“Secara langsung saya nggak pernah sih ya, nggak pernah. Ya saya rasa beliau orang yang cukup demokratis, gitu,” kata Fadli dalam perbincangan d’Rooftalk, Rabu (12/8). Seperti dikutip dari detik.com (12/08/2020).

Fadli mengatakan, meskipun partai Gerindra merupakan bagian dari pemerintah, namun, kata Fadli, kritikan yang ditujukan dirinya terhadap pemerintah merupakan bentuk tanggung jawab sebagai anggota legislatif.

“Walaupun, ya, disampaikan juga bahwa kita sudah bagian dari pemerintah. Ya, tapi saya juga merasa bertanggung jawab sebagai anggota legislatif, bukan hanya sekadar tukang stempel, karena kita kan membawa amanah dari rakyat yang memilih kita, di daerah pemilihan paling tidak, dan juga di seluruh Indonesia kalau ada yang mempunyai visi yang sama,” papar Fadli.

Lebih lanjut, Fadli mengatakan bahwa kritikan adalah bagian dari berdemokrasi, oleh karena itu, kata Fadli, masyarakat diharapkan agar menerima kritikannya itu sebagai bagian dari proses kedewasaan berpolitik di Indonesia.

Baca Juga:  Rocky Gerung Yakin Anies Baswedan Tak Berani Tolak Warisan Jokowi: NasDem Kan Dukung Pemerintah Terutama IKN

“Jadi, saya kira ini bagian dari demokrasi. Jadi, harusnya bisa kita terima sebagai suatu bagian dari proses kedewasaan berpolitik di dalam berdemokrasi,” tutur Fadli.

Walaupun Gerindra sudah masuk koalisi pemerintah, akan tetapi Fadli tetap lantang mengkritik pemerintah. Pada saat angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 minus 5,32%, Fadli turut bersuara mengkritik kinerja pemerintah.

“Pemerintah terbukti lamban dan salah resep dalam mengantisipasi terjadinya krisis, baik terkait pandemi maupun eksesnya bagi perekonomian nasional. BPS sudah mengumumkan bahwa PDB kita pada kuartal II kemarin minus 5,32 persen. Angka ini jauh lebih buruk daripada ekspektasi pemerintah, yang sebelumnya memperkirakan hanya akan minus 4,3-4,8 persen saja,” kata Fadli kepada wartawan, Jumat (7/8).[detik/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan