Fadli Zon: Pemerintah Adalah Key Opinion Leader, Harus Bisa Sosialisasikan Programnya Sendiri

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/2/2020).(Foto: KOMPAS.com/Haryantipuspasari)

IDTODAY.CO – Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon mengatakan pemerintah tidak perlu menggunakan jasa influencer dalam upaya sosialisasi kebijakan kepada masyarakat.

Menurutnya, pemerintah sebagai key opinion leader harus bisa menyampaikan program dan kebijakannya tanpa menghamburkan uang rakyat kepada influencer.

Bahkan, penggunaan jasa influencer yang harus mengeluarkan anggaran besar sama saja menghambur-hamburkan uang negara untuk sesuatu yang tidak jelas manfaatnya.

“Justru pemerintahlah sebagai key opinion leaders dalam menyampaikan program atau kebijakan, tidak perlu influencer berbayar. Itu penghamburan uang rakyat yang sebenarnya bisa dialokasikan untuk hal lain yang lebih berguna,” kata Fadli kepada wartawan, sebagaimana dikutip dari Detik.com, Selasa (1/9/2020).

Demikian juga, Fadli menegaskan pemerintah ah bisa berkomunikasi dengan rakyat melalui perantara kementerian terkait. Dengan demikian, penggunaan jasa influencer mengindikasikan pemerintah tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup dalam mensosialisasikan programnya sendiri.

Baca Juga:  Kritik Kinerja Nadiem Makarim, Mantan Ketua DPR: Tidak Profesional !

“Harusnya kementerian, melalui humas dan aparat birokrasi, bisa langsung komunikasi dengan masyarakat terkait bidang masing-masing. Penggunaan influencer luar dan berbayar bisa diartikan pemerintah tak percaya diri dengan program atau kebijakannya,” urai Fadli

Menurut Politisi partai Gerindra tersebut , penggunaan jasa influencer menunjukkan bahwa pemerintah tidak bisa menjalin komunikasi yang efektif dengan masyarakat.

“Tak perlu ada jembatan lagi antara pemerintah dan warga. Dengan semua platform yang ada, pemerintah bisa langsung bicara dengan rakyat tanpa perantara,”

“Adanya influencer, apalagi dibayar, menunjukkan pemerintah tak mampu berkomunikasi dengan rakyatnya sendiri, atau rakyat tak percaya apa yang disampaikan pemerintah sehingga harus ada pendukung key opinion leaders, yaitu influencer?” sambungnya.[detik/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan