“Pernyataan tersebut menyindir orang-orang yang kemudian berada dalam posisi nyaman di pemerintahan beliau, termasuk dinamika politik belakangan soal KAMI. Saya kira arah pernyataan beliau juga ke KAMI, karena yang terlibat di situ ada dari elite atau rezim lama,” kata Muradi sebagaimana dikutip dari Beritasatu.com, Minggu (23/8/2020).
Lebih lanjut, Muradi menjelaskan beberapa faktor yang menjadi penyebab terkait diamnya tokoh-tokoh perubahan.
“Pertama, adanya kenyamanan atas posisi yang diemban. Kedua, berutang budi. Ketiga, kekhawatiran kemungkinan terjadinya perubahan politik, sehingga tidak mendapat sesuatu nantinya. Muradi menyatakan Presiden justru meminta seluruh hal tersebut dihilangkan dari pemikiran para anggota kabinet,” terang Muradi.
“Sebenarnya yang diinginkan Presiden, mereka yang sekarang di dalam pemerintahan, harus membuktikan diri dengan kerja. Nah, ini yang enggak muncul. Katakan dalam penanganan Covid-19, dan justru yang terlihat mereka berada pada posisi pragmatis,” tegas Muradi.[beritasatu/brz/nu]