IDTODAY.CO – Kebiasaan pemerintahan Joko Widodo menggunakan influencer atau buzzer dalam mempromosikan kebijakan mendapat sorotan dari berbagai kalangan.

Termasuk diantaranya, Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Egi Primayogha. Menurutnya, para buzzer dijadikan sebagai sarana bersolek oleh pemerintah untuk memperlihatkan supaya terlihat baik di mata masyarakat.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Egi saat konferensi pers bertajuk “Rezim Humas: Berapa Miliar Anggaran Influencer?” yang diselenggarakan ICW, Kamis (20/8).

“Rezim Jokowi saat ini kok rasanya sering sekali menggunakan jasa influencer. Satu sisi memang tidak masalah, tapi di sisi lain seringkali jasa itu digunakan untuk bersolek agar sesuatu terlihat bagus padahal di balik itu rasanya tidak,” ujar Egi Primayogha sebagaimana dikutip dari RMOL.

Pemilihan judul konferensi tersebut merupakan pilihan ICW atas dasar temuan bahwa praktik komunikasi rezim Jokowi sangat cocok disebut rezim humas yang pandai bersolek.

Baca Juga:  Jokowi: Bukan Marah, Memotivasi Agar Lebih Keras Lagi Kerjanya

“Itu salah satu alasan teman-teman di ICW mengusulkan judulnya menjadi rezim humas karena kami menilai rezim Jokowi dengan segala praktik komunikasinya cocok sekali disebut rezim humas yang pandai bersolek,” tandas Egi.[rmol/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan