Ingatkan Mendikbud, PBNU: Kami Ada Sebelum Indonesia Merdeka

Ketua PBNU Marsudi Syuhud usai menghadiri Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, 8 Februari 2018. (Foto: Tempo/Adam Prireza)

IDTODAY.CO – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Marsudi Syuhud menegaskan peran NU dalam dunia pendidikan Indonesia. Hal tersebut berkaitan dengan keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang tergesa-gesa menjalankan Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud dengan anggaran Rp595 miliar yang menjadi polemik saat ini.

Terkait hal tersebut, dia menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah diajak diskusi Kemendikbud. Menurutnya, hal tersebut terkesan mengabaikan peran besar NU.

“NU dengan lembaga pendidikannya lebih tua lembaga pendidikannya. NU dibangun oleh lembaga pendidikan pesantren. Ini sebelum Indonesia merdeka,” kata Marsudi di ILC, Selasa, 28 Juli 2020. Sebagaimana dikutip dari viva.co.id (29/7/2020).

Marsudi menegaskan, hingga saat ini NU konsern dalam upaya mencerdaskan bangsa. Hal itu dibuktikan dengan ribuan lembaga pendidikan mulai pesantren hingga universitas yang dikelola oleh PBNU.

“NU sampai sekarang berjalan dengan baik karena yakin pemerintah belum mampu melayani pendidikan oleh negara seluruhnya. Karena negara belum mampu, NU mencoba mencari jalan untuk mencerdaskan bangsa dari Sabang sampai Merauke,” durinya.

Baca Juga:  Heboh YouTuber Lecehkan Islam, Begini Sikap PBNU

Terkait hal tersebut, Marsudi menegaskan bahwa PBNU merekomendasikan dua hal terhadap program POP yang menjadi polemik ini.

“Jika program ini masih akan dijalankan maka proses rekrutmen lembaga pelaksana itu harus diulang prosesnya. Karena berbau kedekatan,” ucapnya.

Berikutnya, apabila program POP tidak jadi dilanjutkan maka harus us disalurkan melalui program yang lebih dibutuhkan seperti belajar jarak jauh yang sudah dimulai hampir enam bulan karena pandemi COVID-19.

“Belajar jarak jauh harus difasilitasi dengan baik. Ini masih banyak yang nggak punya HP. Punya HP nggak punya pulsa. Apa belajar jarak jauh ini sudah dipikirkan pak menteri apa belum. Kalau belum ya disiapkan,” pungkasnya.[viva/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan