Jokowi: Enggak Bisa Bayangin Kalau Dulu Ambil Lockdown, Mungkin Bisa Minus 17 %

Presiden Jokowi fokus 3T testing, tracing, dan treatment dengan prioritas khusus 8 provinsi yaitu Jatim, DKI Jakarta, Jabar, Sulsel, Jateng, Sumut, dan Papua, (serta Kalsel) saat memimpin rapat terbatas COVID-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/7/2020). (Foto: Kementerian Sekretariat Negara)

IDTODAY.CO – Presiden Joko Widodo menilai kebijakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam menangani kasus covid-19 lebih baik daripada langkah lockdown. Oleh karenanya sedari awal Jokowi menjadikan PSBB sebagai langkah untuk menangani Corona.

Menurut Jokowi, hal itu tercermin dari catatan pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2020 yang masih tumbuh positif 2,97%. Jokowi merasa beruntung dengan catatan pertumbuhan ekonomi tersebut.

Baca Juga:  ProDem: LBP Jago Buat Ekonomi Pribadi dan Kroni Tumhuh Ratusan Persen Saat Pandemi

“Beruntung sekali, kita sekarang ini, kondisi ekonomi kita, meskipun di kuartal kedua pertumbuhannya kemungkinan,” ujarnya ketika memberikan pengarahan di depan para gubernur di Istana Presiden Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/7). Seperti dikutip dari detik.com (16/07/2020).

Adapun untuk kuartal II-2020 sendiri diperkirakan -4,3%. Proyeksi itu lebih tinggi dari prediksi pemerintah sebelumnya di angka -3,8%.

Walaupun begitu, Jokowi sepertinya Jokowi bersyukur dengan capaian itu. Dia percaya jika RI mengambil kebijakan lockdown kontraksi ekonomi akan jauh lebih dalam lagi.

Baca Juga:  Di Hari Lahir Pancasila, Jokowi Ajak Masyarakat Berlomba Jadi Pemenang Lawan Covid-19

“Saya enggak bisa bayangin kalau kita dulu lockdown gitu mungkin bisa minus 17%,” tutur Jokowi.

Kemudian ia menjelaskan data prediksi pertumbuhan ekonomi dari negara-negara besar. Mayoritas mengambil kebijakan lockdown.

“Terakhir yang saya terima dari OECD, Perancis misalnya di angka minus 17,2%. Inggris minus 15,4%. Jerman minus 11,2%. Amerika (Serikat) minus 9,7%. Minus semuanya, negara-negara minus, enggak ada yang plus semua. Padahal di awal, IMF itu memperkirakan masih plus, (negara) yang plus itu China, India, Indonesia,” ucap Jokowi.[detik/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan