IDTODAY.CO – Pengamat politik Benazir Zumar Habibie membuat perbandingan terhadap kinerja para presiden republik Indonesia dalam artikel berjudul ‘Ring 1 Presiden RI’.

Menurut alumni pascasarjana Unair Surabaya ini, Joko Widodo (Jokowi) merupakan Presiden Indonesia paling hancur. Pasalnya,  staf khusus milenial Jokowi tidak mempunyai kapasitas dalam bernegara.

“Jokowi paling hancur. Kok bisa-bisanya orang macam Ngabalin ditunjuk jadi jubir? Anak millenial kemarin sore dijadikan staf khusus,” kata Benazir Zumar Habibie sebagaimana dikutip dari suaranasional.com (8/5/2020).

Benazir Zumar mempertanyakan kapasitas para staf khusus presiden Jokowi yang dinilainya hanya mampu membuat cuitan yang tak bermutu.

 “Bisa apa mereka selain cuma mencuit status tak bermutu,” jelasnya.

Selanjutnya Benazir Zumar membandingkan kapasitas Jokowi dengan  Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika menjadi presiden. Menurutnya, Kualitas keduanya sangat jauh.

“SBY seorang jenderal strategis. Tentu ia perlu didampingi orang-orang yang cerdas menganalisis. Julian Aldrin Pasha, Ph.D ditunjuk jadi jubir istana. Pembawaannya tenang, kalem, bisa mengontrol emosi,” tegasnya.

Demikian juga, Benazir Zumar membandingkan era Soekarno. Sang proklamator itu menunjuk menteri yang miliki kecakapan dibidangnya masing-masing. Ia dikelilingi orang-orang berotak encer seperti Sjahrir dan KH. Agus Salim.

“Soeharto juga begitu. Ali Alatas, Habibie, Mar’ie ditunjuk jadi menteri. Mensesnegnya Moerdiono, selalu hati-hati saat menjelaskan sebuah perkara yang menyangkut hajat hidup ratusan juta rakyat,” jelasnya.

Apalagi zamannya Habibie, kata Benazir Zumar, sudah pasti beliau tidak mau mengotori lantai istana dengan langkah orang-orang yang berotak pas-pasan.

Baca Juga:  Siap Terapkan New Normal, Presiden Jokowi Tiba-tiba Akui Pemerintah Belum Bisa Kendalikan Covid-19

“Maka dari itu beliau menunjuk orang-orang dengan rekam jejak edukasi yang mumpuni. Jangan harap bisa ngebacot sembarangan didepan perempuan macam Prof. Dewi Fortuna Anwar. Otak lu mesti encer bila beradu argumentasi dengan akademisi yang satu ini,” tandasnya.[Brz]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan