Kapan Sekolah Masuk? Ini Penjelasan Menteri Nadiem Makarim

Nadiem Anwar Makarim (Foto:santerdaily.com)

IDTODAY.CO – Wabah virus corona (covid-19), membuat pemerintah perlu mempertimbangkan ulang dalam menentukan tahun ajaran baru. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim dengan tegas membantah soal informasi yang beredar bahwa  tahun ajaran baru akan dimulai Juni 2020 mendatang.

“Mohon menunggu dan saya belum bisa memberikan statement apapun untuk keputusan itu. Karena dipusatkan di gugus tugas. Mohon kesabaran. Kalau ada hoax-hoax dan apa sampai akhir tahun, itu tidak benar,” kata Nadiem saat melakukan rapat kerja virtual dengan Komisi X, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (22/5). Seperti dikutip dari cnbc Indonesia (23/05/2020).

Baca Juga:  Siswa Sudah Rindu Belajar di Sekolah, Dispendik: Kita Mengutamakan Kesehatan Anak-Anak di Masa Seperti Ini

Nadzim juga mengaku terkait dengan keputusan kapan akan dimulai tahun ajaran baru, ia mengatakan bahwa di tengah pandemi covid-19 bukan ada ditangannya.

“[Keputusan] bukan di Kemendikbud. Keputusannya kapan, dengan format apa, dan seperti apa, dan karena ini faktor kesehatan, itu masih di gugus tugas,” kata Nadiem melanjutkan.

Kemenko Perekonomian sebelumnya sempat menyampaikan kajian awal pemuihan ekonomi yang akan dilakukan secara bertahap. Dalam kajian tersebut disebutkan kegiatan pendidikan di sekolah sudah boleh dilakukan pada 15 Juni 2020. Namun dengan sistem shift sesuai jumlah kelas.

Baca Juga:  Soal Aturan Jam Sekolah Tatap Muka di Zona Hijau dan Kuning, Dikdasmen: Maksimal 4 Jam

Untuk itu, Nadiem melanjutkan, Kemendikbud sebagai eksekutor pendidikan, selalu siap dengan semua skenario. Skenario apapun, kata dia saat ini masih terus diskusikan dengan apra pakar dan keputusan masih di tangan gugus tugas penanganan covid-19.

Nadiem juga mengatakan bahwa adanya Pandemi Covid-19 ini sangat berdampak pada sistem pembelajaran yang dilakukan di rumah. Tapi, kata dia dampak ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh negara.

“Memang kita harus jujur dan pragmatis, belajar di rumah jelas punya dampak negatif ke pembelajaran. Bukan hanya di Indonesia, tapi seluruh negara. Tapi kami yakin, keluar dari krisis ini ada hikmah dan pembelajaran, dan keluar dari mindset atau pola pikir yang baru, yang akan jadi katalis di revelousi pendidikan,” jelas Nadiem.[Brz]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan