Kejam, Kembali Terjadi Penyiksaan ABK WNI di Kapal China, Dimasukkan Freezer Dan Dipukuli Hingga Pingsan

Ratna Sari, ibunda Tedi menceritakan kondisi anaknya yang ABK kepada aparat (Foto: VIVAnews/Muhammad AR)

IDTODAY.CO – Tedy Aris Setiawan (23) merupakan alumni SMK kejuruan pelayaran yang mengalami nasib tragis di perantauan. Pemuda yang memiliki cita-cita sebagai pelayan tersebut lantas menjemput impian nya dengan bekerja menjadi anak buah kapal (ABK)  di kapal ikan FV Lurong Yuan Yu asal China.

Namun Nasib buruk tak bisa dihindarkan, Tedy justru mengalami penderitaan dan penyiksaan. Ia dipukuli hingga dikurung di ruang beku atau  freezer.

Nasib tragis tersebut diceritakan langsung oleh ibu Tedy, Ratna Sari (48) yang berbicara tentang penyiksaan yang tragis sambil menangis yang disampaikan sang anak lewat video call.

“Dia cerita penyiksaan terus, sampai dimasukkan ke freezer, sampai ditendang pakai sepatu septi yang tebal itu, dipukul sama helm proyek,” ungkap Ratnasari ditemui di Gudang di Kampung Cibodas RT 02/08, Desa Bojong Rangkas Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, sebagaimana dikutip dari Vivanews.co.id (16/6/2020).

Lebih lanjut, Ratnasari mengatakan bahwa Teddy mengatakan ingin pulang. Akan tetapi kondisinya saat ini yang sedang berada di tengah laut tidak memungkinkan. Atas dasar itulah, Ratnasari akan melaporkan perusahaan penyalur kepada pihak yang berwajib.

“Saya bilang kalau itu anak saya dimasukin ke dalam freezer , jangankan selama dua jam ya. Kita bisa kulkas dulu aja dingin banget, apa lagi itu freezer buat pendingin ikan yang buat ikan itu. Sudah gitu kan tempat freezer- kan kan kayak biasa, “Mungkin besar. Berapa puluh orang juga masuk ke situ. Tetap aja dimasukin freezer sama si ABK Cina itu,” kata Ratna.

Menurut pengakuan Tedy, kata Ratna, penyiksaan itu tidak hanya disebabkan karena kesalahan yang diperbuat ABK asal Indonesia. Bahkan, semua yang dikerjakan oleh ABK dipertimbangkan selalu salah di mata para awak Kapal Cina tersebut.

“Dia cerita, Ade (panggilan Tedy) kerja juga ma, kerja juga sudah benar-benar, tapi ini sama bangsa China disalahin terus,” ucap Ratna.

Pasca mengetahui penderitaan anaknya, Ratna Sari langsung melaporkan PT Rafa Samudera Bahari selaku perusahaan penyalur ABK kepada pihak yang berwajib.

“Dasar Cina Biadab, dasar benalu. Kesal saya tenggelam kesalnya. Ya Allah bener-bener Cina mah sudah-sudah pelitnya minta ampun, semua yang ada di kapal itu China,” kata Ratna.

Ratna pun menujukan surat bertanggal 9 Juni 2020 memberikan permohonan kepulangan dari perusahaan kapal ikan. Tedy sendiri sudah bekerja sejak bulan November tahun 2019. Sejak berangkat, Tedy belum sekalipun berkomunikasi dengan keluarganya.

 “Terakhir Komunikasi kemarin ini waktu hari Minggu pas kapal lagi isi bahan bakar aja  baru ibu bisa komunikasi sama anak ibu. Dari awal berangkat ibu baru menunggu, ko k belum ada kabar belum ada kabar, dari kantor kantor baik-baik aja,” ucapnya.

Ratna sangat terpukul mendengar kabar tragis yang dialami anaknya. Ia pun menangis sedih saat pertama kali berkomunikasi dengan Teddy.

“Ternyata ibu yang mendengarkan sendiri dari teman-peserta, dengar dari anak ibu, jika anak ibu kondisinya tidak baik-baik saja, sama sekali tidak baik-baik aja. Dari pola makannya, pola minumnya, pola pemulihannya, enggak ada baik-baik aja , “ucap Ratna.

Ratna hanya bisa berharap anaknya bisa pulang kembali dengan selamat.

“Saya berharap anak saya pulang dalam keadaan selamat. Tapi sekarang pulang saya mau periksa anak saya, keadaan sekarang fisik. Dari psikologisnya, takut dia kena apa-apa. Takut bekas kekerasan apa pun. Kembali dengan selamat sehat wal alfiat tidak ada penyakit Satu pun yang ada di tubuh anak saya. Takutnya bekas trauma atau takutnya anak itu trauma. Tapi tetap saya mau meriksa anak saya takut ada bekas luka apa, “ucapnya.

Ratna Sari juga mendapatkan kiriman video dari tadi bersama teman-temannya yang sedang mengalami nasib serupa di kapal ikan Cina tersebut. Dalam video tersebut terlihat beberapa ABK yang sedang memakai jaket. mereka semua mengalami penyiksaan dengan wajah dan tangan memar hingga pelipis mata mengalami sobek. Bahkan menurut pengakuan mereka, beberapa di antaranya dipukuli hingga pingsan.

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan