IDTODAY.CO – Beberapa perusahaan yang tergabung dalam konsorsium produsen 5 juta set Alat Pelindung Diri (APD) terancam harus melakukan PHK besar-besaran terhadap para pekerjanya.

Pasalnya, perusahaan tersebut sedang dalam ancaman kebangkrutan lantaran belum menerima pembayaran atas pemesanan hasil produksi tersebut.

Konsorsium ini memiliki sekira 100 ribu buruh yang terancam PHK. Salah satu pabrik produksinya berada di daerah Daan Mogot, Tangerang. Pabrik serupa tersebar pula di wilayah Subang dan Sukabumi, Jawa Barat. Perusahaan tersebut tergabung dalam naungan konsorsium PT Energi Kita Indonesia (EKI).

Perusahaan tersebut mengaku tak lagi memiliki stok dana cadangan. Perusahaan juga tidak lagi memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) membuat para karyawan perusahaan tersebut berada di bawah bayang-bayang ancaman PHK.

“Kita belum terima THR lebaran kemarin. Gaji pun kita kemarin dicicil 2 kali. Memang pihak perusahaan sudah beberapa kali rapat musyawarah dengan perwakilan kita, intinya keuangan defisit karena belum ada pembayaran dari hasil produksi perusahaan,” kata buruh konsorsium PT EKI, tutur Jakaria (43) di kawasan Daan Mogot, Tangerang, sebagaimana dikutip dari Okezone.com (31/5/2020).

Baca Juga:  WHO: 9 Vaksin Corona Tengah Diuji Coba pada Manusia

Menghadapi ancaman tersebut, Jakaria hanya bisa berharap kondisi keuangan perusahaan kembali stabil sehingga tidak harus melakukan PHK massal terhadap teman-temannya.

“Mudah-mudahan jangan sampai PHK, bisa makin sulit kehidupan kita pak. Apalagi kita kebanyakan sudah berkeluarga semua, ada tanggungan anak-isteri, bayar kontrakan, bisa stres kalau mikirin jauh ke sana,” ucap pria beranak 3 itu.

Sedangkan pihak PT EKI sendiri mengakui bahwa kondisi keuangan perusahaan sedang kritis. Bahkan, sejak satu bulan terakhir kondisinya semakin parah, lantaran dana cadangan perusahaan habis tersedot untuk pembayaran cicilan gaji pekerja dan menutupi dana talangan biaya produksi.

“Saya sudah menyampaikan secara langsung kepada para pekerja, belum bisa membayarkan THR lebaran karena kondisi keuangan perusahaan. Tapi saya sekuat tenaga berupaya agar jangan sampai ada PHK, karena total pekerja di konsorsium ini mencapai 100-an ribu, ada di beberapa tempat. Saya tahu ini situasi sulit,” kata Direktur Utama PT EKI, Satrio Wibowo.

Demikian juga menurut Satrio, PT EKI merupakan konsorsium yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam memroduksi APD. Tercatat ada permintaan 5 juta set APD berdasarkan surat pemesanan Kemenkes No KK.02.01/1/460/2020 tertanggal 28 Maret 2020.

“Total pemesanan 5 juta set APD, baru kita penuhi 3,3 juta set,” lanjut Satrio.

 yang memicu defisitnya kondisi keuangan sejumlah perusahaan dalam konsorsium PT EKI, disebabkan tagihan Rp910 miliar dari sekira 3,3 juta set APD yang telah didistribusikan belum dibayar oleh Kemenkes.

“Saya paham dengan kondisi para pekerja di beberapa tempat, makanya saya dan pimpinan perusahaan lain berfikir keras agar jangan sampai terjadi PHK. Satu sisi, kita juga berharap pembayaran segera dilakukan pihak Kemenkes agar kondisi perusahaan juga stabil kembali,” terangnya,

Disisi lain, Kepala Bidang Media dan Opini Publik Kemenkes, Busroni Abdullah, belum bisa memberikan jawaban yang memuaskan terkait pembayaran pembayaran pengadaan 3,3 juta set APD oleh konsorsium PT EKI. Iapun mengatakan masih akan menelusuri kabar tersebut.

“Pak saya belum update, saya cari tahu dulu ya,” demikian jawabnya.[Brz]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan