Ketua MPR: Agar Indonesia Bisa Mandiri Secara Ekonomi, Dibutuhkan Peran Kaum Muda untuk Terjun Dalam Berbagai Bisnis

Ketua MPR Bambang Soesatyo terpilih menutup sidang sidang usai pelantikan pimpinan MPR periode 2019-2024 di ruang rapat paripurna MPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/10/2019). (tirto.id/Andrey Gromico)

IDTODAY.CO – Bank Dunia (World Bank) telah menaikkan peringkat Indonesia dari negara berpenghasilan menengah bawah menjadi berpenghasilan menengah atas beberapa waktu lalu. Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai bahwa hal itu akan semakin meningkatkan kepercayaan investor. Selain itu, kata Bamsoet, hal ini juga menunjukan peluang Indonesia untuk mendongkrak daya saing global ke kancah yang lebih tinggi.

Saat menerima pengurus DPP Mahasiswa Pancasila (Mapancas) di Ruang Kerja Ketua DPR RI, dirinya memaparkan pada pertemuan World Economic Forum 5 tahun yang lalu, berbagai lembaga ekonomi internasional seperti Standard Chartered Bank dan Goldman Sach telah memperkirakan potensi Indonesia untuk naik kelas menjadi negara urutan ke-7 atau ke-8 ekonomi dunia di tahun 2020, setelah China, Amerika Serikat, India, Brazil, Meksiko, dan Rusia.

Baca Juga:  Ketum Gemura: InsyaAllah Gerindra Lampung Menang Besar di Pemilu 2024

“Salah satu faktornya adalah geliat ekonomi digital yang semakin menggila di Indonesia. Hal ini tentu tak lepas dari faktor kaum muda yang melek teknologi informasi dan digitalisasi,” ungkap Bamsoet dalam keterangannya, Selasa (21/7). Sebagaimana dikutip dari detik.com (21/07/2020).

Ia juga menyampaikan hasil riset manajemen konten HootSuite dan agensi pemasaran We Are Social dalam laporan Digital 2019, orang Indonesia telah menghabiskan sekitar US$ 20,3 miliar untuk belanja online, angka tersebut meningkat menjadi sekitar US$ 32 miliar dalam riset terbaru digital 2020. Menariknya, baik dalam riset tahun 2019 maupun 2020, pengeluaran terbesar justru dari belanja online tersebut terdapat pada sektor travel, termasuk pemesanan hotel dan tiket perjalanan. Yakni sebesar US$ 9,376 miliar menjadi US$ 13,06 miliar.

Baca Juga:  Sri Mulyani Larang Klub Moge Pejabat Pajak, Ketua MPR: Hobi TIdak Boleh Dilarang

“Mengingat pandemi COVID-19 menerjang, mungkin dalam laporan selanjutnya di digital 2021, pengeluaran untuk sektor perjalanan akan menurun, namun tak menurunkan geliat ekonomi digital. Karena kemungkinan besar, pandemi COVID-19 justru akan menaikan usaha digital di sektor makanan, pakaian, dan kebutuhan rumah tangga lainnya,” imbuhnya.

Dari hasil riset itu, Bamsoet, mendorong kalangan muda, bahkan yang masih berstatus mahasiswa untuk melihatnya dari perspektif yang berbeda. Misalnya dari segi bisnis, riset tersebut menunjukan peluang usaha yang terintegrasi secara digital akan semakin digandrungi, peluang pengembangannya pun terbuka lebar.

Baca Juga:  Bamsoet Minta RS Khusus COVID-19 Ditambah

“Agar Indonesia bisa mandiri secara ekonomi, dibutuhkan peran kaum muda untuk terjun dalam berbagai bisnis. Sehingga bangsa Indonesia tak hanya sekedar menjadi bangsa konsumen, namun bisa menjadi bangsa produsen,” tuturnya

“Dengan adanya digitalisasi ekonomi, peluang ekspor pun terbuka. Sehingga bukan lagi menjadi alasan bagi kaum muda untuk sulit berusaha. Di mana ada kemauan, di situ pasti ada jalan,” pungkasnya.[detik/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan