Macetnya Pembagian Kue Kekuasaan Picu Kegaduhan Politik Nasional

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen,(Foto: rmol.id)

IDTODAY.CO – Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen mengomentari kegaduhan politik yang sedang terjadi di tanah air. Menurutnya, kegaduhan tersebut terjadi karena banyaknya para tokoh politik senior yang mulai kembali “turun gunung” mencampuri jalannya pemerintahan.

Menurutnya, wacana reshuffle kabinet harus dihitung secara matang dampak secara politik untuk menghindari kontraproduktif dalam hal pemulihan iklim ekonomi dan keamanan di Tanah Air.

“Disadari atau tidak ini membuka ‘spekulan baru main’. Jika langkah extraordinary dilakukan maka harus dihitung betul dampak politiknya secara matang dan seksama, bahkan jika dilakukan pembubaran lembaga dan perombakan kabinet atau reshuffle. Jangan sampai kontra produktif dengan agenda pemulihan iklim ekonomi dan keamanan,” demikian pendapat Silaen, sebagaimana dikutip dari Rmol.id (3/7).

Silaen mengatakan, kembalinya para elit politik senior dalam situasi pandemi Corona dan membuat banyak sekali kegaduhan politik nasional disebabkan beberapa dari mereka belum mendapatkan bagian dari kue kekuasaan.

“Kegaduhan politik nasional dimasa pandemic covid-19 ini, dimanfaatkan untuk mendapatkan ‘setoran’ meski tidak semuanya, ini berimbas pada kinerja kementerian dan lembaga karena gamang dalam menjalankan programnya, karena ada yang recokin dengan bayang-bayang reshuffle, “urai Silaen.

Baca Juga:  Samuel F Silaen: Beranikah KAMI Kritik Partai Politik?

Bahkan, Silaein mengatakan sistem ijon yang biasa diberlakukan oleh petani, dapat juga terjadi dalam mata anggaran. Akhirnya, pemilihan atau pemangkasan anggaran akan akan berdampak luas.

“Karena lazimnya di setiap mata anggaran itu sudah ada yang ‘punya’. Itulah yang membuat ‘mereka-mereka’ meradang karena tak dapat bagian, “ucap Silaen.

Alumni Lemhanas Pemuda I 2009 itu menegaskan isu reshuffle kabinet yang digaungkan Jokowi hanyalah bagian dari cek ombak terhadap sikap para elite politik dan parpol koalisi pemerintah.

“Jokowi paham betul dalan situasi seperti saat ini perlu ‘cek and ricek’ kesolidan para pendukung agar tidak salah mengambil kebijakan, ” tandas Silaen.[rmol/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan