IDTODAY.CO – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta agar jajara KPU dan Bawaslu menjaga asas netralitas dalam proses Pilkada 2020, terutama dalam pemungutan suara. Tito mengatakan dirinya  pernah melihat kecurangan pada jajaran KPU daerah demi memenangkan seseorang.

“Stakeholder penting KPU. KPU diharapkan jadi pihak yang betul-betul netral. Pengalaman di lapangan dengan tidak mengurangi rasa hormat. Di tingkat nasional karena tak terlibat langsung di pilkada, kita yakin netral,” kata Tito, dalam Webinar Nasional Pilkada Berintegritas 2020, Selasa (20/10). Seperti dikutip dari detik.com (20/10/2020).

“Di tingkat provinsi kabupaten kota, saya berpengalaman jadi kapolres, saya berpengalaman jadi kapolda, dan berpengalaman di kapolri juga, dalam kurun waktu yang tak pendek juga 3,5 tahun. Itu mohon maaf di KPU pun begitu mau pemilihan, saya tak katakan semua ya, ada daerah yang sengaja masang juga, calon itu masang orang di KPU,” lanjut Tito.

Menurut Tito, jaringan KPU-Bawaslu tidak seperti TNI-Polri yang satu komando sampai tingkat paling bawah. Tito mengatakan, KPU-Bawaslu memiliki proses rekrutmen ad hoc.

“Jaringan KPU-Bawaslu tak seperti TNI-Polri yang satu komando dan punya rigit dengan kode etik yang kuat. Rekrutmennya ad hoc, temporer, dari kecamatan ke bawah sampai TPS. ini melibatkan ratusan ribu orang. bahkan pada pemungutan suara nanti jutaan. Apakah mungkin dengan latar belakang berbeda etnik, hubungan kekeluargaan, menjamin netralitas jajaran KPU-Bawaslu di tingkat bawah, itu tak gampang,” ujarnya.

Baca Juga:  KPK Sebut Transaksi Rafael yang Dilaporkan PPATK Bisa Jadi Bukti Awal

Apalagi penyelenggaraan pilkada hanya 5 tahun sekali. Menurutnya, hak ini berpotensi dijadikan kesempatan bagi setiap orang untuk melakukan proses transaksional. Dia meminta aparat penegak hukum menindak tegas tindakan itu.

“Apalagi yang ad hoc ini 5 tahun sekali, sehingga ini rekan KPU daerah yang bertanggung jawab, tunjukkan netralitas. Dengan netralitas rekan-rekan akan dihargai oleh paslon, juga teman-teman Bawaslu jangan terjadi tindak transaksional. Itu lah yang ditindak tegas. Saya mohon dengan hormat kepada jajaran penegak hukum KPK, kemudian polri, kejaksaan, kita sampaikan juga kalau ada oknum berbuat demikian, pidanakan, tindak tegas, berikan contoh efek deteren kepada yang lain” tuturnya.

“Jangan sampai pesta demokrasi jadi pesta transaksional. Ketegasan menjadi kunci saya kira. Di samping itu adalah komitmen dari rekan jajaran KPU-Bawaslu, dan juga pengawasan yang ketat, dan saya sudah minta DKPP untuk tegas bertindak kepada penyelenggara yang lakukan pelanggaran apalagi yang berhubungan transaksional untuk kemenangan. Saya kira Pak Prof Muhamad (Ketua DKPP) juga sangat komit soal ini,” imbuh Tito.

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan