Mantan Menhan: Orang yang Ingin Mengganti Pancasila adalah Pengkhianat Bangsa

Eks Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu. (Foto: Arfiansyah Panji Punandaru/kumparan)

IDTODAY.CO – Eks Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menghadiri acara silaturahmi dan dialog tokoh bangsa dengan tema “Pancasila Perekat Kita, Satu Nusa Satu Bangsa”. Dalam acara ini juga dibacakan petisi Rekat Anak Bangsa.

Dalam sambutannya, Ryamizard menekankan pentingnya Pancasila sebagai ideologi yang menyatukan bangsa.

“Pancasila adalah perekat yang tidak bisa ditawar lagi. Kalau perekat dihancurkan, bangsa ini akan hancur juga. Dan ini tidak boleh terjadi. Kalau Pancasila di0tak-utik, bangsa ini akan lemah,” ujar Ryamizard yang saat itu menjabat sebagai menhan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (12/8) tahun lalu. Acara ini diadakan oleh Forum Rekat Nusantara bersama

Mantan KSAD itu mengungkapkan, Indonesia tengah menghadapi tantangan dari pihak-pihak yang berkeinginan mengubah Pancasila dengan ideologi lain.

Menurutnya, apabila ada pihak-pihak yang ingin mengganti Pancasila, maka ia termasuk sebagai pengkhianat bangsa.

“Bila Anda ingin mengganti ideologi Pancasila berarti dia itu adalah pengkhianat terhadap bangsa ini, pengkhianat terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia, dan penghianat terhadap negara ini,” tutur Ryamizard yang merupakan Menhan pada saat itu.

Baca Juga:  Soal Ketahanan Pangan, Prabowo Subianto: Untuk Apa Real Estate Hebat Kalau Rakyat Tidak Bisa Makan?

Dalam acara tersebut, sejumlah tokoh tampak hadir antara lain Wakil Presiden RI ke-6 Try Sutrisno, tokoh NU Solahuddin Wahid, Habib Lutfi bin Yahya, Rachmawati Soekarnoputri, Haikal Hassan sebagai moderator, dan Dede Yusuf.

Pada acara itu juga dibacakan Petisi Rekat Anak Bangsa. Petisi dibacakan oleh Ketua Forum Rekat Anak Bangsa, Eka Gumilar, serta diikuti oleh hadirin.

“Petisi Rekat Anak Bangsa, kami bersepakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia,” ujar Eka yang diikuti oleh hadirin.

Eka mengatakan Forum Rekat Anak Bangsa sepakat untuk menciptakan Indonesia damai. Serta menghargai perbedaan.

“Kami bersepakat bersama-sama menciptakan Indonesia yang damai, sejuk, tentram, dan aman. Kami bersepakat untuk menghormati dan mengharagai perbedaan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika,” tutupnya.

Sumber: kumparan.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan